Facebook Inc. hari Jumat menyatakan telah menangguhkan hubungan dengan perusahaan yang bergerak dalam analisa data politik, Cambridge Analytica, yang bekerja untuk kampanye pemilihan Presiden Trump tahun 2016, setelah menemukan bahwa kebijakan privasi data telah dilanggar.
Facebook menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan itu telah menangguhkan hubungan dengan Cambridge Analytica dan kelompok perusahaan induknya Strategic Communication Laboratories (SCL) setelah menerima laporan bahwa mereka tidak menghapus informasi tentang para pengguna Facebook yang telah disebarluaskan secara tidak pada tempatnya.
Cambridge Analytica tidak langsung dapat dihubungi untuk dimintakan komentarnya. Facebook tidak menyebutkan kampanye Trump atau kampanye politik manapun dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Wakil Presiden bagian Legal Facebook, Paul Grewal.
“Kami akan mengambil langkah hukum bila perlu untuk menuntut pertanggungjawaban dan akuntabilitas mereka atas perilaku apapun yang melawan hukum,” ujar Facebook, dengan menambahkan bahwa perusahaan itu terus menginvestigasi klaim yang diterimanya.
Kampanye Cruz, Trump
Cambridge Analytica bekerja untuk kandidat presiden yang gagal, Senator Ted Cruz, dan kampanye presidensial Donald Trump. Di situs webnya, perusahaan itu mengatakan “memberikan kepada Donald J. Trump dalam rangka kampanye pemilihan presiden dengan keahlian dan wawasan yang dapat membantunya untuk memuluskan jalan ke Gedung Putih.”
Brad Parscale, yang bertanggung jawab untuk melancarkan kampanye Trump lewat iklan di tahun 2016 dan adalah manajer kampanyenya untuk tahun 2020, tidak bersedia berkomentar saat dihubungi hari Jum’at.
Dalam wawancara tempo hari dengan Reuters, Parscale telah menyatakan bahwa Cambridge Analytica hanya memainkan peran kecil sebagai kontraktor dalam kampanye Trump 2016, dan kampanye itu memanfaatkan data pemilih dari organisasi yang berafiliasi dengan partai Republik ketimbang dari Cambridge Analytica.
Paul Grewal mengatakan perusahaan telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengumumkan penangguhan hubungan dengan mempertimbangkan “peran publik yang menonjol” dari Cambridge Analytica dan organisasi induknya.
Tidak diizinkan memasang iklan atau mengelola halaman klien di Facebook
Penangguhan hubungan ini berarti Cambridge Analytica dan SCL tidak diperkenankan untuk memasang iklan pada jaringan media sosial terbesar di dunia atau mengelola halaman-halaman milik kliennya, ujar wakil presiden Facebook, Andrew Bosworth, dalam sebuah cuitan di Twitter.
Kampanye Trump mempekerjakan Cambridge Analytica pada bulan Juni 2016 dan membayarnya lebih dari $6,2 juta, menurut catatan Federal Election Commission.
Cambridge Analytica menyatakan perusahaannya memanfaatkan “behavioral microtargeting,” atau mengkombinasikan kepribadian orang dengan demografi, untuk memperkirakan dan mempengaruhi perilaku massa. Perusahaan itu mengatakan mereka memiliki data 220 juta warga Amerika, atau dua pertiga dari populasi AS.
Perusahaan itu juga telah terlibat pada kampanye-kampanye lain di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya, dan perusahaan itu didanai oleh Robert Mercer, seorang pendukung utama dari kelompok-kelompok politik konservatif. Facebook dalam pernyataannya menjelaskan hubungan yang tidak mulus dengan Cambridge Analytica dan dua individu pada tahun 2015.
Aplikasi profesor
Tahun itu, ujar Facebook, mereka mengetahui profesor dari University of Cambridge yang bernama Aleksandr Kogan telah berdusta kepada perusahaan dan melanggar kebijakan-kebijakannya dengan membagikan data yang telah ia peroleh dengan apa yang ia sebut “aplikasi penelitian” yang memanfaatkan sistem login Facebook.
Kogan tidak langsung bisa dihubungi untuk dimintakan komentarnya.
Aplikasi itu diunduh oleh sekitar 270.000 orang. Facebook mengatkan Kogan mendapatkan akses ke profil dan informasi lainnya “dengan cara yang sah” namun “kemudian ia tidak mematuhi aturan-atuan kami” ketika ia membagikan data yang ia peroleh ke SCL/Cambridge Analytica dan Christopher Wylie dari Eunoia Technologies.
Eunoia tidak langsung merespon permohonan untuk komentarnya atas kejadian ini.
Facebook mengatakan pihaknya memutuskan hubungan dengan aplikasi milik Kogan saat pihaknya mengetahui adanya pelanggaran pada tahun 2015, dan menuntut sertifikasi dari Kogan dan semua pihak yang telah menerima data darinya bahwa informasi yang diperoleh telah dihapus.
Meskipun seluruh pihak menyatakan telah menghapus semua data tersebut, namun Facebook mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dalam beberapa hari terakhir bahwa “tidak semua data telah dihapus,” yang mempercepat keputusan untuk menangguhkan hubungan seperti yang diumumkan pada hari Jumat. [ww]