Kelompok negara-negara maju G20 terus mencari solusi bersama untuk mengatasi krisis keuangan di Eropa dan Amerika. Tanpa rumusan jalan keluar yang diputuskan bersama, maka akan sulit bagi Eropa untuk mengatasi krisis keuangan yang sedang dihadapi. Hal
ini disampaikan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, kepada pers di Jakarta, Kamis malam. Upaya serius kata Canning, antara lain dilakukan dalam kerangka pengamanan sektor keuangan “Zona Eropa” (Euro Zone).
"Tindakan yang terkooordinasi jelas dibutuhkan untuk mengatasi krisis keuangan tersebut, sehingga pertumbuhan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat dapat bangkit kembali dan Indonesia tidak terpengaruh dari pihak manapun. Dalam hal ini, G20 memiliki cara-cara untuk mencegah dampak yang meluas dari krisis ini,” kata Mark Canning.
Pada Rabu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai pertemuannya dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung di Istana Merdeka, telah meminta agar G20 dapat merumuskan cara-cara terbaik untuk mengatasi krisis keuangan yang sedang melanda Amerika Serikat dan Eropa. Jika tidak, kata Presiden SBY, krisis ini bisa berdampak lebih jauh pada perekonomian Asia.
“Kami juga bersepakat agar G20 bisa mengelola perdamaian dunia lebih baik lagi. Eropa dan Amerika Serikat harus bisa mengelola persoalan perekonomiannya agar dampaknya tidak dirasakan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kami berharap G20 bisa menemukan cara dan jalan terbaik untuk mencegah krisis ekonomi global berulang-ulang. Kalau ini terjadi, negara-negara lain termasuk Vietnam dan Indonesia mendapatkan dampak negatifnya,” ujar Presiden SBY.
Mark Canning mengatakan, pembicaraan lanjutan mengenai perekonomian dunia akan dilakukan dalam pertemuan G20 di Perancis dalam waktu dekat. Meskipun dapat memahami kekuatiran para pemimpin ASEAN, Canning menilai ekonomi di kawasan Asia masih cukup stabil, pada saat perekonomian Eropa dan Amerika Serikat mengalami goncangan. Upaya penurunan rasio utang Indonesia, misalnya, sangat dihargai oleh pemerintah Inggris dan Eropa pada umumnya.
Canning melihat perkembangan yang fantastis pada perekonomian Indonesia sejak krisis 1998, terutama pada penurunan level rasio utang pada Produk Domestik Brutto, yang angkanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Di Jepang saya kira angka (rasio utang terhadap GDP) lebih dari 200 persen sementara di Indonesia masih di bawah 30 persen. Jadi ada banyak kemajuan untuk menjamin stabilitas ekonomi. Ini yang akan dicapai oleh G20 bersama Presiden Yudhoyono yang menjadi bagian dari G20 juga,” ungkap Mark Canning.