Para pejabat pemerintah sementara Libya mengatakan pemimpin terguling Moammar Gaddafi dimakamkan hari Selasa dalam kuburan yang tidak diberi tanda di lokasi gurun pasir yang dirahasiakan, dan mengakhiri pertentangan yang meningkat mengenai jenazahnya yang sedang membusuk itu.
Para pejabat tersebut mengatakan jenazah Gaddafi, putranya Mutassim dan mantan Menteri Pertahanan Abu Bakr Younis dikubur bersama dalam upacara yang sama. Mereka mengatakan para sheikh Muslim akan menghadiri pemakaman tersebut.
Jenazah Gaddafi telah dipertunjukkan kepada umum sejak Jumat dalam kulkas yang sangat besar di kota pelabuhan Misrata, dimana penduduk telah antri untuk melihatnya.
Associated Press mengatakan para wartawannya melihat tiga kendaraan berangkat dari kawasan gudang Senin malam. Tim pelapor itu kemudian memasuki ruang pendingin dan mendapatinya kosong.
Sebelumnya hari Senin, pimpinan Dewan Transisi Nasional Mustafa Abdel Jalil mengatakan ia berharap bahwa pembicaraan untuk membentuk pemerintah sementara yang baru akan berakhir dalam waktu kira-kira dua minggu. Ia juga berusaha memberi jaminan kepada negara-negara kuat Barat bahwa para pemimpin baru Libya adalah kaum Muslim moderat.
Hari Minggu, Jalil mengatakan hukum Shariah Islam akan menjadi sumber utama rancangan undang-undang bagi Libya, dan undang-undang yang bertentangan dengan azasnya akan dibatalkan, dan poligami akan disahkan.
Seorang jurubicara kementerian luar negeri Perancis tidak begitu mempersoalkan ucapan tersebut. Bernard Valero mengutarakan keyakinan bahwa rakyat Libya akan membina negara yang sah sesuai dengan azas dan nilai-nilai universal yang dianut masyarakat internasional. Jalil juga mengatakan NTC telah memerintahkan penyelidikan kematian Gaddafi, setelah pemerintah Amerika, organisasi-organisasi HAM dan lain-lainya menyerukan penyelidikan.
Sementara itu, Peter Bouchaert seorang pejabat Human Rights Watch mengatakan ada persediaan besar persenjataan yang tidak dijaga ketat di beberapa gudang dekat Sirte dimana Gaddafi ditangkap minggu lalu.
Peter Bouchaert memberitahu VOA persenjataan itu termasuk tank dan peluru mortir, bom-bom yang bisa dikendalikan secara jitu dan misil darat ke udara. Ia mengatakan Human Rights Watch tidak melihat petugas keamanan di dua lokasi yang diinspeksinya baru-baru ini. Katanya gudang-gudang itu dijarah pemberontak dan ‘siapa saja yang datang kesana”.
Bouchaert mengatakan ia prihatin bahwa para pendukung pro Gaddafi yang tidak senang dengan perubahan dalam pemerintah Libya bisa menggunakan senjata itu untuk memulai pemberontakan “gaya Irak”. Ia mengatakan tank dan peluru mortir khususnya bisa digunakan untuk membuat bom-bom pinggir jalan.