"Di sini sebetulnya masih banyak kurangnya pakaian dalam, susu buat anak, perlengkapan untuk lansia yang tidak bisa ke toilet, susu, vitamin juga untuk orang tua dan anak serta minyak angin untuk anak, yang seperti itu.”
Demikian penuturan Dini Alfiani, 30 tahun, ketika ditemui VOA di posko pengungsian Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11). Dini seakan mewakili suara hati puluhan warga lanjut usia yang ada di posko itu, duduk berdekatan menahan angin dingin yang berhembus seiring hujan lebat yang menyelimuti kawasan itu sejak pagi hari.
Dini mengakui bahwa posko pengungsi di mana ia berada telah mendapatkan bantuan dari pemerintah, tetapi dirasa masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi perempuan dan anak-anak. Di posko itu terdapat 15 perempuan, dari usia remaja hingga lansia. Juga ada 10 anak-anak. Kebanyakan bantuan yang diterima berupa makanan siap saji, air minum, pakaian dan selimut. Hampir tidak ada yang memberikan perlengkapan kebutuhan perempuan dan lansia, seperti pembalut dan pampers, ujar Dini.
Hal senada disampaikan Nurjanah, 40 tahun, yang berada di posko pengungsian di Desa Benjod. Desa ini masih berada di wilayah Kecamatan Cugenang, tetapi dibanding desa-desa lain, dampak gempa terasa sangat parah di sini. VOA bahkan menemukan salah satu posko pengungsi yang sama sekali belum menerima bantuan dari pemerintah atau pihak lain.
“Kalau bisa dapat beras, minyak, sayur, telur, pampers orang tua dan bayi, susu, selimut, Pak…" ujar Nurjanah lirih. Ditambahkannya, saat ini para pengungsi di posko Desa Benjod baru mendapatkan mie instan dan roti dari kerabat dan warga sekitar. Ia sangat berharap setidaknya mendapat air minum dan obat-obatan pereda sakit.
Satu desa lain juga terdampak parah di Kecamatan Cugenang adalah Desa Cijedil di mana sedikitnya 32 warganya masih dinyatakan hilang. Mereka termasuk di antara 39 warga yang hilang dalam musibah gempa ini.
BPBD Jabar Akui Ada Pos Belum Dapat Bantuan
Diwawancarai VOA secara terpisah di Kantor Bupati Cianjur, analis kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Jawa Barat Usep Sukdana mengatakan salah satu kendala sebelumnya adalah tidak terpusatnya penyaluran bantuan, sehingga pihaknya menerapkan untuk mendata bantuan terlebih dahulu di posko darurat BPBD.
"... (bantuan) diusulkan masuk ke posko BPBD untuk diverifikasi. Sudah diverifikasi, ditempatkan di gudang yang cukup memadai. Setelah itu kita loading untuk disalurkan oleh polsek-polsek di kecamatan wilayahnya masing-masing," terang Usep.
Sementara itu untuk bantuan kebutuhan dasar perempuan dan anak-anak, pihaknya baru mendapatkan barang pokok tersebut pada Kamis (24/11) pagi.
"Berdasarkan data (bantuan kebutuhan dasar perempuan dan anak-anak.red) yang diterima hari ini, seperti susu bayi atau pampers kelompok rentan sudah masuk. Hari ini berharap proses loading-nya secara cepat untuk disampaikan kepada warga yang membutuhkan," jelas Usep.
Pihaknya juga akan memprioritaskan penyaluran bantuan kebutuhan dasar untuk perempuan, anak-anak maupun kelompok usia rentan ke posko-posko pengungsian yang ada.
Untuk Kedua Kalinya Presiden Datang ke Cianjur
Presiden Joko Widodo untuk kedua kalinya kembali datang ke lokasi pasca gempa berkekuatan 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11), Setelah mengunjungi RSUD Sayang, Presiden pada Kamis (24/11) pagi menemui langsung para pengungsi di Kecamatan Cugenang, wilayah terdampak yang sangat parah karena merupakan titik pusat gempa Cianjur.
Dalam kunjungannya, selain memprioritaskan pembangunan dan rehabilitasi wilayah tersebut, Jokowi mengatakan untuk mendistribusikan bantuan sesegera mungkin.
"Yang paling penting setelah nanti evakuasi selesai, distribusi bantuan sudah bisa menjangkau ke semua lokasi, baru babak berikutnya adalah rehabilitasi untuk rumah-rumah yang roboh berat, sedang maupun ringan," tutur Jokowi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang berada satu mobil dengan Presiden menyampaikan bahwa semula dirinya hanya melaporkan bahwa alat berat telah siap dimobilisasi.
“Tapi Bapak Presiden minta kita berhenti di lokasi karena beliau ingin melihat langsung dan memastikan bahwa alat gerak mulai dimobilisasi,” kata Basuki. Ditambahkannya, “sejak diinformasikan ada korban yang tertimbun longsor, Bapak Presiden memerintahkan kami agar evakuasi korban di Cugenang ini menjadi prioritas utama.”
Pergerakan alat berat tersebut, ucap Basuki, tidak dapat bergerak lurus menuju lokasi longsoran sehingga harus berputar untuk menghindari kondisi tanah yang tidak stabil. Diperkirakan alat-alat berat akan mencapai lokasi longsoran pada Kamis (24/11) sore atau malam, sehingga sekitar 4.674 personel tim gabungan dan relawan masyarakat sudah dapat bergerak Jumat (25/11) pagi. [iy/em]