Sebuah gencatan senjata yang ditengahi oleh PBB mulai berlaku Rabu malam (19/10) di Yaman yang dilanda perang.
PBB berharap jeda 72 jam itu akan memungkinkan para pekerja kemanusiaan untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan dan membuka jalan bagi perundingan perdamaian.
Kesepakatan itu menyusul eskalasi militer berhari-hari di Yaman utara di mana pasukan pemberontak yang didukung Saudi mempercepat gerak mereka ke kubu Houthi di Saada.
Perang di Yaman dimulai tahun 2014 ketika pemberontak Syiah yang dikenal sebagai Houthi yang berbasis di utara merebut ibukota, Sana'a, dan kemudian menguasai sebagian besar wilayah di negara Semenanjung Arab yang miskin itu.
Pada bulan Maret 2015, Arab Saudi dan sekutu-sekutunya dari kawasan Teluk melancarkan kampanye serangan udara terhadap pemberontak Houthi.
PBB memperkirakan 4.000 warga sipil telah tewas sejak perang meningkat - sebagian besar mereka yang tewas karena serangan udara yang dipimpin oleh Saudi. [lt]
Kesepakatan itu menyusul eskalasi militer berhari-hari di Yaman utara di mana pasukan pemberontak yang didukung Saudi mempercepat mgerak mereka ke kubu Houthi di Saada.