Laporan: Hilangkan Sumber Makanan Berdampak pada Berkurangnya Populasi Nyamuk

Foto semak kayu mesquite. (Gunter Muller/Malaria Journal, 2017)

Selain dengan menggunakan insektisida, kelambu, dan membasmi lahan perkembang biakannya, para peneliti juga ingin mencoba untuk menyingkirkan sumber makanan serangga itu untuk menanggulangi penyakit yang membunuh seorang anak setiap dua menit.

Insektisida, kelambu, dan membasmi lahan perkembang-biakannya, semua tindakan itu berhasil untuk mengurangi populasi nyamuk dan memperlambat penyebaran malaria. Saat ini, para peneliti ingin menyingkirkan sumber makanan serangga itu untuk menanggulangi penyakit yang membunuh seorang anak setiap dua menit.

Nyamun kebanyakan makan dari gula tanaman yang sulit ditemukan selama musim kering di Afrika, dimana 90 persen dari kasus malaria berkembang. Kalangan peneliti memikirkan satu sumber potensial makanan bisa berasal dari bunga atau jenis kecil tanaman kayu mesquite. Pohon, yang diimpor dari Meksiko 40 tahun yang lalu menjadi sumber kayu bakar dan mendukung pematang irigasi, secara cepat berubah menjadi tanaman invasif dan tumbuh di luar kendali.

Untuk menguji gagasan mereka, kalangan peneliti memantau populasi nyamuk di enam desa di Distrik Bandiagra, Mali. Setelah sepekan, mereka memetik semua bunga-bunga dari pohon mesquite di setengah dari desa yang ada.

Nyamuk anopheles gambiae, yang menyebarkan parasit malaria

Laporan ini, yang dipublikasikan pada Malaria Journal, menemukan bahwa dengan berkurangnya sumber makanan di sekitar, harapan hidup nyamuk berkurang dan populasinya berkurang 69 pesen. Maknanya, tidak hanya populasi nyamuk yang berkurang, tapi juga nyamuk-nyamuk dewasa populasinya semakin berkurang. Ini penting karena virus malaria butuh waktu 12 hari untuk dapat memasuki kelenjar air liur nyamuk dimana dari situ akan dapat menginfeksi manusia. Jadi apabila nyamuk mati bahkan beberapa hari lebih cepat, ini akan dapat sangat mengurangi populasi nyamuk yang menjadi ancaman.

“Ini mengindikasikan dengan mencabut bunga-bunganya dapat menjadi cara baru untuk mengubah daerah penularan malaria yang asalnya tergolong tinggi menjadi daerah dengan tingkat penularan malaria yang rendah,” ujar Gunter Muller, peneliti utama dari studi ini dari Hebrew University Hadassah Medical School.

Tanaman iblis

Namun menyingkirkan tanaman mesquite tidak semudah diucapkan. Bukannya tidak ada usaha dari orang-orang untuk mengontrol populasi tanaman itu sebelumnya. Tanaman itu menginvasi lahan-lahan tanama, membuat daerah tersebut tidak dapat diakses, dan dapat menghabiskan persediaan air yang hanya sedikit tersedia. Tanaman ini dikenal tumbuh lewat lantai-lantai gubuk. Bahkan untuk mencapai bunga-bunganya adalah tantangan tersendiri, karena adanya duri-duri sepanjang 10 centimeter yang tumbuh di sepanjang cabangnya.

Untuk menembus tanaman ini merupakan tantangan sendiri karena duri sepanjang 10 cm yang tumbuh di seluruh batangnya

Banyak yang menyebut tanaman itu sebagai tanaman iblis, namun pohon Medusa juga merupakan nama yang pantas, karena tanaman itu dapat tumbuh dari akar-akarnya setelah batangnya ditebang.

Ahli biologi Dawn Wesson dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine mengatakan ini adalah upaya pertama yang pernah ia lihat untuk mengendalikan populasi nyamuk dengan mengurangi sumber makanannya.

Wesson, yang tidak ikut serta dalam penelitian ini, menyoroti tidak hanya populasinya yang berkurang, namun tingkat dampaknya sangat bervariasi tergantung dari spesies nyamuknya. Dalam kasus ini, semua spesies dapat membawa virus malaria, namun Wesson berharap dalam konteks yang lain ini dapat juga digunakan untuk membantu spesies nyamuk yang jinak dengan menggantikan spesies nyamuk yang berbahaya. Dampaknya juga dapat lebih luas di luar dari semua langkah untuk mengendalikan sumber makanannya.

Pendekatan yang dilakukan bisa jadi bumerang

Namun Wesson juga mewanti-wanti menyingkirkan kayu mesquite dapat menjadi bumerang. Tanpa bunga kayu itu sebagai sumber makanan, nyamuk-nyamuk itu akan berubah untuk menjadikan darah sebagai sumber makanannya. Artinya nyamuk tersebut akan lebih sering menggigit dan dengan demikian meningkatkan penularan malaria. “Bisa jadi hal itu tidak mungkin,” ujarnya kepada VOA. “Benar memang ada penurunan populasi yang lumayan … pada nyamuk-nyamuk betina dewasa. Namun ingat studi ini baru berlangsung selama kurang lebih delapan hari.”

Langkah berikutnya, ujarnya, adalah untuk mengukur dampak dari menyingkirkan tanaman kayu mesquite, bukan hanya populasi nyamuk, namun juga insiden penularan malaria. [ww]