India telah menaikkan tarif impor atas 28 jenis barang buatan Amerika, dalam sengketa dagang antara kedua negara yang terus meningkat. Tindakan balasan itu dilancarkan beberapa hari setelah Amerika mencabut India dari daftar negara yang diberi akses khusus untuk mengekspor barangnya ke Amerika.
“India telah membuka kartunya di atas meja,” kata pakar perdagangan India Biswajit Dhar dari Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.
“Pemerintah Amerika telah menaikkan taruhannya dan mengancam akan mengambil tindakan lebih lanjut. Karena itu India terpaksa membalas,” tambahnya.
Sengketa perdagangan itu meningkat menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke India bulan ini. Pompeo telah mendesak India supaya memberikan akses pasar lebih luas kepada perusahaan Amerika dan sekaligus menurunkan hambatan-hambatan perdagangan.
Para pakar khawatir ketegangan yang meningkat ini akan berdampak pada kemitraan strategis Amerika-India yang ditujukan untuk melawan pengaruh China yang terus bertambah kuat di kawasan itu.
Barang-barang Amerika yang dikenai tarif impor lebih tinggi itu mulai hari Minggu termasuk kacang almond, apel, kenari dan buncis, dan juga sejumlah produk yang menggunakan baja tahan karat. India adalah pengimpor terbesar kacang almond dan pembeli terbesar kedua apel Amerika. Tarif yang dikenakan India itu akan berdampak pada barang-barang buatan Amerika bernilai 240 juta dollar.
Kenaikan tarif India itu diumumkan setahun lalu untuk membalas kenaikan tarif oleh Amerika atas baja dan aluminium, tapi ditunda pelaksanaannya beberapa kali sambil kedua pihak berusaha memperkecil perbedaan antara mereka.
Tapi India mengumumkan tarif impornya permulaan bulan ini setelah Amerika mencabut India dari daftar negara berkembang yang diberi akses khusus ke pasar Amerika. Kata Amerika, kelonggaran tarif itu dicabut karena India tidak memberi peluang cukup bagi barang buatannya masuk ke pasar India. Tarif itu akan berdampak pada impor India yang bernilai 5,6 milyar dollar dari Amerika.
Kementrian perdagangan India menyebut keputusan Amerika itu “disayangkan.”
Presiden Donald Trump telah berulang kali menyebut India sebagai salah satu negara yang menjalankan praktek dagang tidak adil terhadap Amerika, dan minta India supaya membereskan ketimpangan perdagangan bilateral berjumlah 142-milyar dollar yang menguntungkan India sekitar 30 milyar dollar.
Pemerintah Amerika juga khawatir akan peraturan baru India yang katanya berdampak pada perusahaan e-commerce Amerika seperti Amazon dan Walmart di India. (ii)