Sebuah laporan baru badan PBB urusan HIV/AIDS (UNAIDS) mengatakan bahwa infeksi baru HIV telah turun secara drastis lebih dari 30 persen dalam satu dekade terakhir.
JENEWA, SWISS —
Laporan UNAIDS itu mendapati sekitar 2,3 juta orang dewasa dan anak-anak terinfeksi HIV tahun 2012, penurunan 33 persen dalam kasus baru per tahun dibanding tahun 2001.
Laporan itu mengatakan hasil yang paling menyolok dalam melawan HIV, virus penyebab AIDS, ditemukan di antara anak-anak di mana jumlah infeksi baru HIV telah berkurang 52 persen sejak tahun 2001.
Mahesh Mahalingam adalah Direktur kantor Wakil Direktur Eksekutif UNAIDS. Dia mengatakan kepada VOA kemajuan yang menakjubkan ini terjadi karena lebih banyak perempuan hamil yang mengidap HIV mendapat pengobatan yang mencegah penularan penyakit itu dari ibu ke anak.
“Hampir 62 persen wanita hamil dan mengidap HIV menerima obat anti-retroviral. Hasilnya, jumlah anak yang terinfeksi HIV telah menurun ke rekor terendah dari hampir setengah juta sekitar 10 tahun yang lalu. Kini hanya sekitar 260.000 anak terinfeksi HIV. Kami berharap pada tahun 2015, kita bisa menurunkan angka ini menjadi hampir nol,” kata Mahalingam.
Laporan itu menyatakan sekitar 9,7 juta orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mendapat terapi antiretroviral sampai akhir 2012. Ini merupakan peningkatan hampir 20 persen hanya dalam satu tahun. Para penulis laporan itu mengatakan percepatan dramatis ini membuat mereka optimistik bahwa Tujuan Pembangunan Milenium untuk memberikan pengobatan HIV kepada 15 juta orang akan tercapai menjelang 2015.
Tahun 2012, laporan itu mendapati sekitar 35,3 juta orang di seluruh dunia mengidap HIV dan 1,6 juta meninggal karena penyakit terkait AIDS. Laporan itu mengatakan Sub-Sahara Afrika tetap merupakan kawasan yang penduduknya paling banyak terinfeksi di dunia.
Dikatakan sebagian besar infeksi baru HIV terjadi di Sub-Sahara Afrika . Hampir 75 persen dari semua pengidap HIV di dunia hidup di benua itu. Pada waktu bersamaan, Dr Mahalingam mengatakan usaha pemerintah yang dipadukan dengan gerakan masyarakat berhasil membalikkan epidemi di beberapa negara.
Studi ini mendapati bertambahnya infeksi baru HIV di Eropa Timur serta di Timur Tengah dan kawasan Afrika Utara. Dikatakan Ukraina mengalami kemajuan dalam melawan penyakit ini. Tetapi, di negara-negara lain di Eropa Timur, para pengguna narkotika dengan jarum suntik telah memperluas epidemi ini.
Laporan itu mengatakan hasil yang paling menyolok dalam melawan HIV, virus penyebab AIDS, ditemukan di antara anak-anak di mana jumlah infeksi baru HIV telah berkurang 52 persen sejak tahun 2001.
Mahesh Mahalingam adalah Direktur kantor Wakil Direktur Eksekutif UNAIDS. Dia mengatakan kepada VOA kemajuan yang menakjubkan ini terjadi karena lebih banyak perempuan hamil yang mengidap HIV mendapat pengobatan yang mencegah penularan penyakit itu dari ibu ke anak.
“Hampir 62 persen wanita hamil dan mengidap HIV menerima obat anti-retroviral. Hasilnya, jumlah anak yang terinfeksi HIV telah menurun ke rekor terendah dari hampir setengah juta sekitar 10 tahun yang lalu. Kini hanya sekitar 260.000 anak terinfeksi HIV. Kami berharap pada tahun 2015, kita bisa menurunkan angka ini menjadi hampir nol,” kata Mahalingam.
Laporan itu menyatakan sekitar 9,7 juta orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mendapat terapi antiretroviral sampai akhir 2012. Ini merupakan peningkatan hampir 20 persen hanya dalam satu tahun. Para penulis laporan itu mengatakan percepatan dramatis ini membuat mereka optimistik bahwa Tujuan Pembangunan Milenium untuk memberikan pengobatan HIV kepada 15 juta orang akan tercapai menjelang 2015.
Tahun 2012, laporan itu mendapati sekitar 35,3 juta orang di seluruh dunia mengidap HIV dan 1,6 juta meninggal karena penyakit terkait AIDS. Laporan itu mengatakan Sub-Sahara Afrika tetap merupakan kawasan yang penduduknya paling banyak terinfeksi di dunia.
Dikatakan sebagian besar infeksi baru HIV terjadi di Sub-Sahara Afrika . Hampir 75 persen dari semua pengidap HIV di dunia hidup di benua itu. Pada waktu bersamaan, Dr Mahalingam mengatakan usaha pemerintah yang dipadukan dengan gerakan masyarakat berhasil membalikkan epidemi di beberapa negara.
Studi ini mendapati bertambahnya infeksi baru HIV di Eropa Timur serta di Timur Tengah dan kawasan Afrika Utara. Dikatakan Ukraina mengalami kemajuan dalam melawan penyakit ini. Tetapi, di negara-negara lain di Eropa Timur, para pengguna narkotika dengan jarum suntik telah memperluas epidemi ini.