Inggris, yang pernah menjajah Zimbabwe, telah mendesak semua pihak mengekang diri menyusul penggulingan presiden negara tersebut, Robert Mugabe.
Sebagai mantan pemimpin perjuangan Zimbabwe untuk merdeka pada 1970-an, Mugabe telah memiliki hubungan yang semakin parah dengan Inggris, yang bersama dengan AS dan Eropa menuduhnya mengatur pelanggaran hak asasi manusia yang luas.
Di luar kedutaan Zimbabwe di London, sejumlah pendukung oposisi memulai perayaan Rabu pagi sementara era Mugabe tampaknya hampir berakhir.
Inggris dan Uni Eropa memberlakukan larangan perjalanan terhadap presiden itu setelah kekerasan pemilu 2002. Pengulingan Mugabe harus ditangani dengan hati-hati, kata analis Nick Branson dari Africa Research Institute. [as]