Iran bertekad akan mengejar semua agresor dan menghancurkannya, termasuk bagi mereka yang hanya melakukan serangan terbatas. Hal ini sebagai buntut dari tuduhan AS terhadap Teheran sebagai pelaku atas serangan terhadap fasilitas minyak Saudi. Demikian dikatakan kepala Garda Revolusi elit pada hari Sabtu (21/9).
“Hati-hati, agresi terbatas tidak akan tetap terbatas. Kami akan mengejar agresor mana pun," ujar Kepala Garda Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami.
"Kami akan lakukan hukuman dan akan terus lakukan sampai agresor hancur," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump, Jumat (20/9), menyetujui pengiriman pasukan Amerika untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi setelah serangan 14 September.
Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Adapun serangkan tersebut telah diklaim sebagai aksi gerakan Houthi Yaman, sebuah kelompok yang bersekutu dengan Iran. Saat ini mereka tengah memerangi aliansi yang dipimpin Saudi dalam perang saudara Yaman.
BACA JUGA: AS Simpulkan Iran Serang Ladang Minyak di Arab SaudiSementara itu, Amirali Hajizadeh yang mengepalai unit dirgantara Garda Revolusi Iran, mengatakan setiap serangan terhadap Iran akan mendapatkan "respons yang menghancurkan", kantor berita resmi IRNA melaporkan.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengecam sanksi AS terhadap bank sentralnya, menyusul serangan terhadap Saudi. Sanksi tersebut dinilai sebagai tanda keputusasaan AS.
"Ini adalah tanda keputusasaan AS. Ketika mereka berulang kali memberikan sanksi kepada lembaga yang sama, ini berarti upaya mereka untuk membuat negara Iran berlutut di bawah 'tekanan maksimum' telah gagal," kata Mohammad Javad Zarif.
Namun, lanjutnya, upaya untuk memblokir akses rakyat Iran terhadap makanan dan obat-obatan dinilai berbahaya dan tidak dapat diterima.
Seorang pejabat senior Saudi mengatakan sebelumnya bahwa Riyadh akan menunggu hasil penyelidikan sebelum menanggapi serangan terhadap fasilitas minyaknya, yang menurutnya merupakan tanggung jawab Iran. [ah/ft]