Iran Tingkatkan Pasokan pada Houthi, Termasuk Pesawat Nirawak Kamikaze

Seorang pendukung milisi Houthi menggunakan ikat kepala yang memuji gerakan Houthi untuk membuat pesawat nirawak saat mereka menghadiri rapat akbar pro-Houthi di Sanaa, Yaman tanggal 3 Maret 2017 (foto: REUTERS/Khaled Abdullah)

Analis persenjataan mengungkapkan pasukan-pasukan Houthi dan loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh telah menggunakan pesawat nirawak untuk menyerang sistm pertahanan rudal milik kekuatan koalisi yang dipimpin oleh Saudi.

Mereka dijuluki pesawat nirawak “kamikaze.” Pasukan-pasukan Houthi dan mereka yang bersekutu dengan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman menggunakannya untuk menyerang sistem pertahanan rudal milik kekuatan koalisi yang dipimpin oleh Saudi, ujar para analis persenjataan.

Menurut hasil studi oleh Conflict Armament Research (CAR), sebuah organisasi yang berbasis di London yang didanai oleh Uni Eropa untuk memantau pergerakan dan penggunaan persenjataan konvensional, Iran telah memasok pasukan Houthi dan loyalis mantan Presiden Saleh dengan persenjataan sejak awal konflik dua tahun yang telah menewaskan 10.000 orang masyarakat sipil dan melukai sekitar 40.000 orang lainnya.

Di antara persenjataan itu – pesawat nirawak (UAV), yang menurut para peneliti CAR dalam laporan yang dirilis hari Rabu telah dipasok dalam jumlah banyak ke pasukan Houthi dan mantan Presiden Saleh.

Menggulingkan pemerintah

Saudi Arabia campur tangan dalam perang saudara di Yaman tahun 2015 setelah milisi Houthi menggulingkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Pasukan-pasukan pemerintah mendominasi di selatan dan timur dari negeri miskin tersebut yang terletak di ujung Semenanjung Arabia, namun Houthi, yang adalah cabang dari Syiah, mengendalikan kota-kota yang lebih besar di Barat Laut, termasuk ibukota, Sana’a.

Para peneliti CAR melaporan bahwa pasukan Houthi dan sekutu Presiden Saleh memanfaatkan banyak pesawat nirawak untuk menyerang sistem pertahanan darat ke udara Patriot milik koalisi yang dipimpin Saudi.

“Mereka melakukannya dengan menghunjamkan pesawat-pesawat nirawak tersebut ke perangkat sistem radar – dengan mengarahkan pesawat nirawak tersebut lewat pemrograman sistem mereka ke arah sistem koordinat GPS dari posisi-posisi Patriot,” ujar para peneliti.

“Sementara koalisi menggelar sistem Patriot untuk menanggulangi ancaman rudal, serangan terhadap sistem radar Patriot telah memungkinkan pasukan-pasukan Houthi dan loyalis mantan Presiden Saleh untuk menyerang aset-aset koalisi dengan serangan tembakan rudal yang tidak dapat dihindari,” imbuh mereka.

Pengiriman peralatan militer

Pengiriman perangkat militer dari Iran kepada sekutu-sekutunya di Yaman telah ditingkatkan di bulan-bulan belakangan ini, menurut para pejabat AS dan Barat.

Hari Selasa, kantor berita Reuters melaporkan pejabat-pejabat AS telah mendapatkan informasi dari intelijen bahwa Iran meningkatkan pengiriman senjata ke milisi Houthi, mirip seperti strategi yang digunakan Iran untuk mendukung sekutu Lebanon mereka, Hezbollah, di Suriah.

Iran menampik tuduhan dari Saudi Arabia dan Barat bahwa mereka memberi dukungan finansial dan militer untuk membantu milisi Houthi dalam pertempuran memperebutkan Yaman. Teheran menyalahkan Riyadh atas konflik yang tidak berkesudahan.

Bulan Oktober lalu, para pejabat AS dan Barat menyoroti pengiriman senjata Iran, yang mereka katakan termasuk serangkaian persenjataan, dari senjata ringan hingga rudal, selain juga rudal jelajah pertahanan pantai seperti yang ditembakkan ke USS Mason, sebuah kapal perusak AL AS, tiga kali selama bulan Oktober 2016.

Serangan-serangan terhadap kapal perusak AL mendapat balasan segera dari militer AS, yang meluncurkan rudal jelajah yang menghancurkan lokasi-lokasi radar milik milisi Houthi.

Wakil Laksamana Kevin Donegan, kepala Komando Pusat Angkatan Laut AS, menuduh Iran, segera setelah terjadinya serangan-serangan kepada USS Mason, terkait dengan serangan terhadap kapal tersebut. Dan ia mngungkapkan AS dan negara-negara mitranya berhasil mencegat pengapalan senjata lewat laut dari Iran yang ditujukan kepada milisi Houthi

Para peneliti CAR mengatakan ditemukannya pesawat nirawak Qasef-1 “mendukung tuduhan Barat bahwa Iran secara terus menerus meningkatkan kapasitas milisi Houthi dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Saleh melalui transfer teknologi persenjataan baru dan canggih.”

Pengiriman senjata memungkinkan milisi Houthi dan sekutu-sekutunya untuk melaksanakan operasi asimetris yang canggih untuk melawan koalisi yang dipimpin Saudi Arabia.

Pesawat-pesawat nirawak

Para penyelidik CAR memeriksa tujuh pesawat nirawak (UAV) untuk laporan mereka.

Enam diantaranya dirampas pada tanggal 27 November oleh para Pengawal Presiden dari Emirat, yang mencegat truk yang mengangkut pesawat-pesawat nirawak tersebut di provinsi Marib, Yaman.

Pesawat-pesawat nirawak itu dalam keadaan dirakit sebagaian. Pesawat nirawak yang ketujuh ditemukan setela pesawat itu jatuh dekat Bandara Internasional Aden. Para penyelidik CAR juga menguji pesawat nirawak yang hancur tersebut yang berhasil direbut setelah terjadinya serangan oleh milisi Houthi. [ww]