Israel, Palestina Cermati Perkembangan Politik di Mesir

  • Scott Bobb

Sebuah pengumuman di sebuah TPS di Kairo memberikan keterangan tentang surat suara yang sah dalam pemilu Mesir (17/6). Perkembangan politik di Mesir diawasi ketat oleh negara tetangganya, Israel dan Palestina.

Pertarungan politik di Mesir antara militer dan kelompok Islamis setelah pemilihan presiden, diamati dengan ketat oleh negara tetangga Mesir yaitu Israel dan Palestina, serta menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.
Opini terpecah antara kelompok Israel dan Palestina mengenai hubungan masa depan dengan Mesir meskipun semuanya sepakat bahwa hubungan tersebut akan terus dianggap penting.

Ikhwanul Muslimin menegaskan bahwa kandidatnya, Mohamed Morsi, memenangkan pemilihan presiden putaran kedua. Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir mengisyaratkan akan menerima hasilnya tetapi telah mengurangi wewenang presiden dan mengambil kekuasaan legislatif bagi pihaknya sendiri sementara parlemen yang terpilih dibubarkan.

Keputusan ini kemungkinan menimbulkan konfrontasi antara dua sumber kekuasaan tradisional, militer dan Islam.

Israel menyaksikan dengan keprihatinan. Para pemimpinnya menekankan pentingnya menjaga perjanjian damai yang ditandatangani dengan Mesir 33 tahun lalu. Meskipun hubungan mereka dingin, perjanjian itu merupakan dasar kerjasama antara kedua negara dalam berbagai bidang termasuk keamanan, perdagangan, transportasi, energi dan diplomasi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pandangan ini baru-baru ini. Netanyahu mengatakan, ia berharap pemerintahan siapapun yang muncul di Mesir, siapapun presiden yang terpilih di Mesir, akan menghormati kesepakatan damai itu. Dia mengatakan perjanjian damai itu membantu Mesir seperti halnya membantu Israel, dan ia harap pemerintah selanjutnya akan memahami bahwa itu merupakan kepentingan Mesir dan juga Israel.

Ikhwanul Muslimin, yang mendominasi parlemen Mesir yang kini dibubarkan, mengatakan akan menghormati semua perjanjian sebelumnya. Tapi sebagian anggotanya menyarankan agar perjanjian dengan Israel itu ditentukan melalui referendum di mana masa depannya tidak terlalu pasti.

Keprihatian terbesar kedua Israel adalah meningkatnya ketiadaan hukum di sepanjang perbatasan Semenanjung Sinai di Mesir. Gejolak di Mesir telah menyebabkan meningkatnya penyelundupan, perdagangan manusia dan serangan teroris di perbatasan.

Seorang pengamat Palestina di Yerusalem Timur, Mahdi Abdul Hadi, mengatakan Israel sangat mencermati peristiwa di Mesir.

"Pemerintah Israel duduk dalam bunker, menonton, mengawasi, mencoba menyusup ke sana-sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan membuat beberapa skenario yang berbeda, untuk lima tahun ke depan,” kata Abdul Hadi.

Pernyataan Ikhwanul Muslimin mengenai kemenangan pemilu di Mesir dirayakan di Jalur Gaza, yang dikuasai oleh gerakan Islamis Hamas.

Pemimpin Hamas Ismail Radwan mengatakan hubungan dengan Mesir telah membaik sejak pergolakan tahun lalu membawa Ikhwanul Muslimin ke dalam struktur kekuasaan.