Jokowi Berharap Vaksinasi Rawat Semangat Pekerja Seni

  • Nurhadi Sucahyo

Jokowi bersama sejumlah seniman yang menerima vaksin di PSBK Yogyakarta. (Foto: Courtesy/Humas Pemda DIY)

Lagu "Vaksin untuk Negeri" yang dinyanyikan Orkes Sinten Remen turut menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Bantul, Yogyakarta, Rabu (10/3). Lagu itu khusus diciptakan salah satu personel Sinten Remen, Yudhi, untuk turut mengkampanyekan program vaksinasi nasional.

Pimpinan PSBK, seniman panggung Butet Kartaredjasa, berkali-kali menyinggung nasib seniman seperti Yudhi, yang dalam istilah dia nir-income, atau tidak punya pendapatan selama pandemi. Jokowi pun paham sentilan Butet, dan berharap vaksininasi bagi seniman dan budayawan yang dia saksikan langsung, menjadi penggerak kegiatan seni kembali.

Sekitar 500 pekerja seni di Yogyakarta menerima vaksin tahap pertama, Rabu (10/3). (Foto: Courtesy/Humas Pemda DIY)

“Kita tahu ini adalah keadaan yang tidak mudah bagi para pekerja seni. Tetapi kita harus merawat semangat agar beliau-beliau yang bekerja di bidang seni ini, terus memiliki semangat untuk berkarya, meskipun dalam masa pandemi dan pembatasan yang ada. Dengan vaksinasi, kita harapkan para seniman, pekerja seni semua bisa terlindungi dari COVID,” ujar Presiden.

Jokowi datang bersama Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto. Dalam acara yang jauh dari kesan resmi, Jokowi nampak sesekali bercanda dengan sejumlah seniman, seperti pelawak Marwoto dan maestro lukis Joko Pekik. Dia berpesan, seluruh pekerja seni baik musik, tari, seni rupa, jenis seni tradisional maupun modern di Yogyakarta dan seluruh Indonesia segera bisa menerima vaksin.

Butet Kertaredjasa menyebut kehadiran Jokowi di tengah sekitar 500 seniman dan budayawan di PSBK adalah peristiwa sangat penting dan bersejarah.

Sutradara Hanung Bramantyo (duduk) disuntik vaksin oleh petugas. Berdiri di belakang dari kiri Sri Sultan HB X, Butet K, Presiden Jokowi dan Airlangga Hartarto. (Foto: Courtesy/Humas Pemda DIY)

“Ini sangat menyenangkan, membanggakan, karena kita memiliki komitmen bersama untuk menyelamatkan kehidupan bersama, dengan merelakan diri disuntik vaksin, dan kita tetap melaksanakan tertib protokol kesehatan,” ujarnya.

PSBK adalah pusat kesenian terkemuka, terutama seni tari yang dididirkan maestro tari Bagong Kussudiarja. Anak-anak Bagong, seperti Butet maupun adiknya almarhum Djaduk Ferianto, dikenal juga sebagai seniman terkemuka. Butet adalah seniman panggung yang pernah mendapat julukan Raja Monolog. Sedangkan almarhum Djaduk, bergerak di seni musik yang membawanya pentas ke berbagai negara sepanjang karirnya.

Jokowi sendiri menyampaikan ke Butet, suatu saat ketika masih menjadi mahasiswa di UGM, dia sempat blusukan hingga PSBK di selatan kota Yogya itu, meski tidak masuk ke dalam kompleks padepokan.

BACA JUGA: Jokowi Pantau Vaksinasi Pelaku Ekonomi di Pusat Kota Yogya

Seniman di Yogyakarta, kata Butet, gembira dengan program vaksinasi dan mewakili mereka, dia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah. Begitu antusiasnya, kata Butet, Rabu (10/3) pagi para seniman itu bahkan harus berjuang sangat keras untuk bangun pagi. Sesuatu yang sangat jarang mereka lakukan, demi menerima vaksin dan bertemu Jokowi.

Para seniman tari juga sempat menampilkan karya pendek mereka bertajuk "Petruk Divaksin." Dalam berbagai perbincangan, tokoh Petruk memang sering dikaitkan dengan figur Jokowi sendiri.

“Petruk itu adalah abdi, rakyat jelata, rakyat kecil, orang yang selalu mengingatkan peran kesatria. Tapi Petruk itu dalam lakon di khasanah pewayangan suatu hari bisa bertahta menjadi ratu,” kata Butet.

Para seniman tari menampilkan lakon Petruk Divaksin. (Foto: Courtesy/Humas Pemda DIY)

Sutradara film Hanung Bramantyo juga menyebut, program vaksinasi bagi seniman dan budayawan ini sebagai peristiwa yang luar biasa bagi dirinya. Dalam satu tahun pandemi ini, pekerja seni khususnya dalam produksi film seperti dijalani Hanung, tidak memiliki kesempatan berkarya.

“Saat pandemi ini, posisinya paling terburuk, karena masyarakat menganggap seni bukan kebutuhan utama. Sehingga pekerjaan kami terbengkalai, diletakkan dalam skala prioritas yang tidak penting. Apalagi film, datang ke bioskop dianggap tidak penting, sehingga kita semua, para pekerja film, pekerja budaya, seniman, juga terpuruk,” ujar sutradara film "Bumi Manusia" ini.

Your browser doesn’t support HTML5

Jokowi Berharap Vaksinasi Rawat Semangat Pekerja Seni

Hanung yang sudah menyutradari sekitar 37 film sejak 2004, berharap vaksin memberikan kepercayaan diri bagi seniman untuk kembali berkarya. Program vaksin bagi pemerintah, juga dia nilai sebagai dukungan langsung pemerintah kepada sektor ini.

Sementara aktor senior Landung M Simatupang mengaku lega menjadi salah satu penerima vaksin.

“Tetapi juga harus tetap hati-hati, apalagi usia saya yang sudah lansia, tahun ini masuk 70 tahun,” ujarnya.