JPMorgan Naikkan Peringkat Saham Indonesia Menyusul Pemutusan Kontrak

Logo JPMorgan Chase & Co di luar kantor pusat bank tersebut di kota New York. (Foto: Dok)

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan 2017 akan menjadi tahun pemulihan bagi perusahaan-perusahaan, bank-bank dan pengeluaran fiskal Indonesia.

JPMorgan Chase & Co meningkatkan rekomendasi investasinya atas saham-saham Indonesia menjadi "netral" dari "underweight" hari Senin (16/1), mundur sebagian dari langkah yang diambil November lalu yang membuat pemerintah kesal.

Pemerintah memutuskan kontraknya dengan JPMorgan setelah bank investasi AS itu menurunkan rekomendasi terhadap saham-saham Indonesia dua peringkat, dari "overweight" menjadi "underweight" dalam laporan riset yang dikeluarkan setelah pemilihan presiden AS.

Pejabat-pejabat Kementerian Keuangan mengatakan laporan JPMorgan bulan November "tidak masuk akal" karena memberikan rekomendasi yang lebih baik untuk ekuitas dari negara-negara berkembang lain yang menurut pemerintah tidak lebih baik perekonomiannya.

Tim riset ekuitas JPMorgan menulis hari Senin bahwa di bulan setelah kemenangan Donald Trump yang mengejutkan, dana-dana asing menjual banyak obligasi dan saham dari pasar-pasar negara berkembang dengan nilai perkiraan masing-masing US$15 miliar.

"Ketidakstabilan obligasi sekarang menurun sehingga kami bisa menaikkan sebagian langkah taktis bulan November, termasuk meningkatkan Indonesia ke tingkat netral," menurut nota yang dikirim ke para klien dan dilihat Reuters.

"Fundamental-fundamental makro Indonesia kuat, dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi dan rendahnya utang/PDB dengan reformasi ekonomi. Di dalam Asia, Indonesia merupakan penerima aliran terbesar untuk obligasi," kata bank tersebut, menambahkan bahwa data penjualan sepeda motor yang lebih baik juga mendukung peningkatan tersebut.

Saat ditanya mengenai peningkatan JPMorgan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan "bagus", tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Menanggapi peningkatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan 2017 akan menjadi tahun pemulihan bagi perusahaan-perusahaan, bank-bank dan pengeluaran fiskal Indonesia, sementara 2016 merupakan tahun konsolidasi.

JPMorgan tidak menyebutkan sanksi pemerintah yang memutuskan semua kontrak dengan bank tersebut dalam nota yang diterbitkan Senin. [hd]