Pihak berwenang telah memperingatkan adanya udara kering antara Agustus dan Oktober yang dapat membawa lebih banyak asap tebal dari Sumatra dan Kalimantan.
JAKARTA —
Asap dari pembakaran untuk membuka lahan, termasuk untuk perkebunan, telah menyelimuti beberapa wilayah Riau dan mengganggu penerbangan, menurut pihak berwenang Selasa (27/8).
Sebanyak 264 titik api dideteksi Selasa oleh satelit di seluruh provinsi tersebut, menurut juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Ia mengatakan kabut asap tebal menutupi ibukota Pekanbaru, menghambat penerbangan dari dan menuju bandar udaranya. Jarak pandang menurun menjadi kurang dari 50 meter di beberapa daerah.
Pada Juni, udara berasap mencekik Malaysia dan Singapura, yang menghadapi polusi udara terburuk yang pernah ada. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat itu meminta maaf pada negara-negara tetangga.
Pihak berwenang telah memperingatkan adanya udara kering antara Agustus dan Oktober yang dapat membawa lebih banyak asap tebal dari Sumatra dan Kalimantan. (AP)
Sebanyak 264 titik api dideteksi Selasa oleh satelit di seluruh provinsi tersebut, menurut juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Ia mengatakan kabut asap tebal menutupi ibukota Pekanbaru, menghambat penerbangan dari dan menuju bandar udaranya. Jarak pandang menurun menjadi kurang dari 50 meter di beberapa daerah.
Pada Juni, udara berasap mencekik Malaysia dan Singapura, yang menghadapi polusi udara terburuk yang pernah ada. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat itu meminta maaf pada negara-negara tetangga.
Pihak berwenang telah memperingatkan adanya udara kering antara Agustus dan Oktober yang dapat membawa lebih banyak asap tebal dari Sumatra dan Kalimantan. (AP)