Kampanye ‘Brexit’ Semakin Intensif

Para pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Pro-Brexit) membagikan brosur di stasiun Jalan Liverpool. London.

Sejumlah jajak pendapat mengenai referendum Brexit menunjukkan adanya dukungan yang berimbang baik untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa maupun keluar dari Eropa.

Kampanye mendukung dan menentang keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa (EU) semakin intensif Sabtu. Tokoh anti-EU Boris Johnson mengatakan struktur blok itu akan berujung pada kegagalan. Sedangkan Perdana Menteri yang pro-EU memperingatkan keluar dari EU akan memicu resesi ekonomi.

Dalam wawancara yang diterbitkan surat kabar Minggu, Johnson, mantan walikota London, merujuk pada gagalnya kampanye militer Napoleon dan Hitler untuk menyatukan benua itu di bawah satu pemerintahan, dan menuduh EU “berupaya melakukan hal yang sama dengan metode berbeda.”

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan kubu yang mendukung “tetap” dan “keluar” seimbang. Perdana Menteri Cameron mengatakan kepada para pendukungnya hari Sabtu;

“Apabila kita memilih untuk meninggalkan EU pada 23 Juni, artinya kita memilih harga lebih mahal, lapangan pekerjaan lebih sedikit, pertumbuhan lebih rendah, sama saja dengan memilih resesi,” katanya. Dia kemudian mengutip data departemen keuangan yang memperkirakan bahwa keluar dari EU akan merugikan keluarga Inggris masing-masing lebih dari 6.000 dolar.

Warga Inggris terpecah mengenai isu apakah akan keluar atau tetap bergabung dalam blok politik dan ekonomi 28 negara itu. Rata-rata enam jajak pendapat terakhir menunjukkan para pemilih terbagi rata - 50 persen memilih keluar dan 50 persen memilih tetap bergabung. [vm]