Keamanan Internet Isu Penting dalam Usaha Anti-Teror AS

Ketua Keamanan Dalam Negeri DPR AS, Mike McCaul, berpidato soal perang melawan ISIS, kebangkitan radikalisme dan ancaman teror untuk AS, di National War College at Fort McNair, Washington (7/12). (AP/J. Scott Applewhite)

Ada kenaikan 650 persen dalam serangan-serangan teror maut terhadap pihak Barat selama tahun 2015.

Internet merupakan medan perang abad 21 melawan teroris global, dan Amerika Serikat akan memusatkan perhatian untuk memerangi radikalisasi lewat internet baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia, kata anggota Kongres dari Texas Mike McCaul.

McCaul, yang mengepalai Komite Keamanan Dalam Negeri DPR, mengatakan Rabu (7/12), Amerika menghadapi “ancaman terbesar” yang dilihatnya selama masa jabatannya di Kongres, dan mayoritas ancaman itu datang dari kelompok radikal yang menggunakan internet untuk menyebarluaskan teror.

“Saat ini, golongan jihadis memanfaatkan internet untuk menyebar-luaskan kekerasan,” kata McCaul. "Musuh-musuh kita mempunyai tempat-tempat aman untuk bersekongkol dan tempat-tempat lebih besar untuk merekrut dibanding kapan pun dalam sejarah modern.”

McCaul, yang berbicara di markas besar organisasi Heritage Foundation yang konservatif di Washington, mengatakan, ada kenaikan 650 persen dalam serangan-serangan teror maut terhadap pihak Barat selama tahun 2015, dan jumlah tertinggi persekongkolan yang timbul di dalam negeri itu kebanyakan dari mereka datang dari kelompok Negara Islam (ISIS).

ISIS mengubah strategi penyampaian pesannya dari mempengaruhi calon teroris untuk bergabung dengan jihad di Suriah menjdi melancarkan serangan terhadap negara-negara Barat di mana mereka telah menjadi warga negara, suatu kecenderungan yang menurut McCaul akan terus berlangsung. [sp/isa]