Carmen Rondon, seorang ibu rumah tangga di Venezuela, tinggal di negara dengan cadangan minyak mentah terbesar di dunia. Namun selama beberapa minggu, ia memasak menggunakan kayu bakar karena kekurangan pasokan gas rumah tangga yang sudah parah. Suaranya serak karena menghirup asap kayu bakar.
Mencari tabung gas untuk rumah tangga semakin sulit, yang menurut para analis industri minyak disebabkan penurunan produksi minyak mentah negara-negara OPEC. Hal ini membuat Venezuela harus berjuang ditengah ekonomi sosialisnya yang mulai tercerai berai.
Perusahaan minyak milik negara PDVSA mengatakan aksi protes anti pemerintah telah menyulitkan pengiriman tabung-tabung gas karena truk-truk mereka telah diserang.
``Saya sudah tiga minggu memasak menggunakan kayu bakar dan kadang-kadang masakan tidak matang dengan baik. Saya sudah tidak tahan,’’ kata Rondon saat ia antri membeli tabung gas dibawah sengatan matahari di kota San Felix di bagian selatan Venezuela.
Di depan Rondon ada lebih dari 100 orang sedang mengantri.
Sembilan dari 10 rumah tangga di Venezuela menggunakan tabung gas untuk rumah tangga dan hanya 10 persen menggunakan gas yang dialirkan melalui pipa, menurut data pemerintah. Pemerintah Venezuela 12 tahun yang lalu meluncurkan rencana untuk memasok gas alam ke 5 juta rumah tangga lewat pipa gas, namun tidak berhasil menjalankan rencana ini.
Ekonomi sosialis Venezuela terjun bebas sejak harga minyak tumbang di tahun 2014 yang mengakibatkan kekurangan barang mulai dari popok-popok sampai obat kanker dan memacu inflasi ke level tiga digit.
Presiden Nicolas Maduro mengatakan ia adalah korban ``perang ekonomi’’ oleh kaum oposisi dan mengatakan aksi protes di jalan dengan kekerasan adalah upaya untuk menggulingkannya.
Dengan produksi minyak terendah dalam 25-tahun, PDVSA terpaksa mengimpor liquefied petroleum gas atau LPG yang digunakan untuk mengisi tabung-tabung gas. Venezuela mengimpor 26.370 barel per hari LPG pada paruh pertama 2017, menurut data yang didapat Reuters.
PDVSA tidak merespon permintaan untuk memberikan komentar.
Antrian panjang untuk membeli tabung gas telah memicu protes. Para demonstran pada bulan Mei membakar 22 truk milik PDVSA dalam satu hari sebagai respon terhadap kekurangan pasokan.
Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya mengirimkan tabung gas pada malam hari dan menjelang pagi untuk menghindari aksi protes yang biasanya termasuk menempatkan penghalang jalan untuk menghambat laju kendaraan.
``Ini tidak adil. Sebuah negara yang memiliki begitu banyak minyak harus mengalami hal ini,’’ keluh Maria Echeverria, seoang ibu rumah tangga yang mulai mengantri dari subuh untuk membeli gas di San Cristobal, dekat perbatasan dengan Colombia. (fw/ww)