Kemungkinan Besar RS Dokter Tanpa Tapal Batas di Suriah Sengaja Diserang

  • Lisa Schlein

Orang-orang mencari korban yang selamat di rumah sakit Dokter Tanpa Tapal Batas yang terkena serangan udara di Marat Numan, provinsi Idlib, Suriah, 16 Februari 2016.

Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan serangan udara terhadap rumah sakitnya di provinsi Idlib di Suriah utara kemungkinan dilancarkan oleh koalisi pimimpinan pemerintah Suriah yang cukup aktif di wilayah itu.

Empat rudal mengenai sebuah rumah sakit yang dikelola Dokter Tanpa Tapal Batas dalam waktu beberapa menit tanggal 15 Februari. Organisasi amal yang dikenal dengan singkatan dalam Bahasa Prancis, MSF, mengukuhkan sedikitnya 25 orang tewas dan 10 terluka. Organisasi itu tidak secara khusus menyalahkan Rusia, sekutu Suriah, atas sebagian serangan itu, tetapi mengakui itu mungkin saja terjadi.

Direktur Operasi MSF di Prancis Isabelle Defourny mengatakan kepada VOA bahwa staf RS-nya yakin serangan-serangan itu disengaja dan bahwa Suriah dan kemungkinan Rusia terlibat.

"Mereka (staf) tahu bahwa ada ofensif yang dilancarkan tentara Suriah,yang didukung pasukan Rusia sedang terjadi di Aleppo. Tentara Suriah juga ada garis depan di sebelah selatan Ma’arat Al Numan dan RS ditarget tiga kali. RS ini telah ditarget tiga kali dalam sebulan terakhir oleh pasukan udara Suriah. Mungkin saja pasukan udara Rusia terlibat," kata Defourny.

Defourny mengatakan MSF merahasiakan lokasi RS-nya dari pihak berwenang Suriah dan Rusia demi alasan keamanan. Dia mengatakan keputusan sulit ini diambil karena banyak RS yang dikelola MSF, yang koordinat GPS-nya diketahui, telah berulangkali diserang dalam perang lima tahun terakhir.

Sejak 2015, MSF melaporkan sekitar 70 RS yang didukungnya telah dibom.

Dikatakan lebih dari 154.000 korban luka-luka karena perang, termasuk hampir 40 persen perempuan dan anak-anak, dirawat di fasilitas-fasilitas itu. Data menunjukkan lebih dari 7.000 orang yang datang ke rumah-rumah sakit itu akhirnya meninggal karena luka-luka.

Presiden Internasional MSF, Joanne Liu, menyebut Suriah sebagai "ajang pembantaian." Dia mengatakan tidak ada keamanan atau perlindungan dari serangan–serangan tanpa henti ini.

Liu mengatakan, "Berbagai serangan terhadap fasilitas kesehatan dan target-target sipil lain harus dihentikan dan diselidiki secara independen. Kami ulangi seruan kami bahwa pemboman dan serbuan harus dihentikan. Kami serukan ditingkatkannya penyaluran bantuan tanpa hambatan dan evakuasi segera orang yang luka dan sakit."

Liu mengatakan empat dari lima anggota permanen dari Dewan Keamanan PBB terlibat dalam operasi militer di Suriah. Dia menuduh mereka gagal memenuhi resolusi mereka sendiri untuk melindungi warga sipil, layanan kesehatan dan pemberian bantuan kemanusiaan. [vm/ii]