Masyarakat Kecil Tetap Prihatin di Hari Raya

  • Iris Gera

Anak-anak takbir berkeliling membawa obor di Jakarta, Selasa malam (30/8).

Bagi sebagian masyarakat, Lebaran kali ini tak semanis tahun-tahun sebelumnya di tengah sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Gema takbir menyambut Lebaran bergaung di seantero Jakarta, Selasa malam. Meski kota Jakarta sunyi senyap karena ditinggal mudik warga, namun sejak siang hari kota Jakarta juga sudah disibukkan dengan berbagai kegiatan masyarakat. Mulai dari berbelanja di pasar-pasar tradisional dan modern, hingga mempersiapkan berbagai peralatan takbir di masjid maupun berkeliling.

Tapi, bagi seorang pedagang bakso seperti Maemunah yang ditemui di Kebayoran, Jakarta Selatan, Lebaran kali ini tak semanis tahun-tahun sebelumnya di tengah sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di bulan puasa ini, ia berjualan mulai menjelang waktu buka puasa hingga larut malam, tapi ia tetap tak dapat mengumpulkan cukup uang untuk pulang ke kampungnya di Pekalongan, Jawa Tengah.

Penghasilan menjelang Lebaran tahun ini, menurut Maemunah, jauh turun dibanding tahun lalu. "Tahun kemarin masih tertolong, tapi tahun ini merosotnya jauh sekali," keluh Maemunah.

Nasib serupa juga dirasakan Karniti, seorang pedagang sayur keliling di sebuah kompleks perumahan di Tangerang. Ia juga mengakui sulitnya tahun ini untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.

“Apa-apa susah, mahal, jualannya sepi, pembelinya kurang. Harganya naik semua, jadinya modalnya besar, tapi pendapatannya juga kurang tidak seperti tahun-tahun yang kemarin-kemarin," kata Karniti.

Sulitnya ekonomi masyarakat menghadapi Lebaran juga dapat dilihat dengan meningkatnya transaksi pinjaman di pegadaian. Menurut Hartanto, Direktur Operasinal Pegadaian di Ciputat, Jakarta Selatan, sejak sebulan terakhir kesibukannya berlangsung sejak pagi hari hingga pukul 10 malam karena banyaknya nasabah mengajukan pinjaman.

“Luar biasa ini, dua kali lipat peningkatannya dari yang hari biasa, di atas 800 juta yang disalurkan," ujar Hartanto.

Kenaikan harga berbagai kebutuhan akhir-akhir ini dinilai masyarakat dan pengamat seakan-akan dibiarkan pemerintah, karena dianggap biasa terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan. Kenaikan bisa mencapai sekitar 50 hingga 70 persen bahkan 100 persen untuk beberapa komoditas seperti beras, telur, daging sapi dan daging ayam.