Tautan-tautan Akses

Harga Pangan Terus Menjulang di Bulan Ramadan


Di bulan Ramadan, harga sembako termasuk beras terus melambung (foto: dok).
Di bulan Ramadan, harga sembako termasuk beras terus melambung (foto: dok).

Harga berbagai kebutuhan dasar sehari-hari di bulan puasa ini terus membubung di tengah upaya pemerintah untuk menstabilkan harga.

Terus naiknya harga berbagai bahan pangan mencekik banyak warga. Termasuk di antaranya Marniah, seorang pedagang asongan dengan tiga anak yang ditemui VOA di Jakarta.

Ia berharap pemerintah dapat membantu masyarakat kurang mampu dengan cara menekan para spekulan agar tidak memainkan harga. Ia juga khawatir kenaikan harga akan terus membelitnya hingga hari raya Idul Fitri.

"Harga ayam sekarang udah naik semua, telur sudah mulai naik lagi,” keluar Marniah. Padahal keduanya merupakan kebutuhan sehari-hari.

Pedangang daging ayam di Pasar Kosambi, Bandung. Daging ayam termasuk salah satu bahan pangan yang sebagian di antaranya diimpor.
Pedangang daging ayam di Pasar Kosambi, Bandung. Daging ayam termasuk salah satu bahan pangan yang sebagian di antaranya diimpor.

Namun Menko Perekonomian Hatta Rajasa tetap optimis pemerintah mampu mengendalikan harga berbagai kebutuhan masyarakat.

“Saya sudah menginstruksikan dalam rakor kepada Menteri Perdagangan dan juga kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar di seluruh tanah air yang mengalami kenaikan, ujar Menko Hatta Rajasa. "Saya juga meminta agar jangan ada spekulasi yang memberatkan rakyat. Kita prihatin. Kasihan rakyat, setiap kali menjelang hari-hari besar keagamaan, harga-harga naik.”

Pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Deddy Budiman, berpendapat seharusnya pemerintah tidak hanya mengendalikan harga saat menjelang hari-hari besar, melainkan terus-menerus, sehingga para spekulan tidak dapat berbuat banyak. Ia menambahkan, operasi pasar saja tidak cukup, karena langkah tersebut bersifat sementara. Yang lebih menurutnya, adalah dengan upaya jangka panjang berupa memperkaya stok pangan dalam negeri, yang dapat dilakukan salah satunya dengan perbaikan infrastruktur dan pemanfaatan lahan-lahan marginal yang selama ini diabaikan.

Deddy Budiman juga menilai bahwa dalam mengatasi lonjakan harga kebutuhan pangan pemerintah selalu mencari solusi termudah dan singkat yaitu impor. Akibatnya, selain menggerus anggaran negara untuk impor, produk lokal pun semakin tersingkir.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Januari hingga Juni 2011 pemerintah sudah mengeluarkan anggaran impor sekitar 45 triliun rupiah untuk berbagai jenis pangan mulai dari cabai hingga beras. Kebutuhan pangan yang masih diimpor tersebut di antaranya beras, jagung, kedelai, terigu, gula pasir, gula tebu, daging sapi, daging ayam, minyak goreng, susu, kelapa dan bawang merah, bawang putih serta cabai kering.

Pemerintah juga menegaskan bahwa sampai saat ini masih tersedia dana cadangan pangan sebesar 2,2 triliun rupiah yang rencananya akan dihabiskan pemerintah untuk menstabilkan harga-harga hingga akhir tahun.

XS
SM
MD
LG