Saat pihak berwenang di Kenya berupaya mengumpulkan data korban jiwa, kisah penyelamatan yang heroik muncul dari tragedi tersebut.
NAIROBI —
Penembakan di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya, oleh kelompok militan al-Shabab telah menewaskan sedikitnya 60 orang dan puluhan lainnya masih hilang.
Di tengah upaya pihak berwenang untuk mengumpulkan data akurat mengenai jumlah korban jiwa dan menjelaskan keterlambatan operasi penyelamatan yang kompleks, kisah-kisah heroik mulai muncul dari tragedi tersebut.
Terperangkap dalam baku tembak, bersembunyi dari teroris sambil memegang bayi yang menangis ketakutan di tengah bunyi ledakan dan tembakan senjata mesin, Katherine Walton mengatakan adalah suatu keajaiban ia dan keluarganya selamat.
Ibu asal North Carolina, Amerika Serikat, dan kelima anaknya -- dua laki-laki dan tiga perempuan -- sedang berada di pusat perbelanjaan Westgate saat suaminya, Philip, sedang berada di Amerika.
Sambil membawa tiga anak perempuannya, Walton sedang menuju pasar swalayan untuk bertemu kedua anak lelakinya ketika serangan dimulai dengan serentetan tembakan dan ledakan.
Seorang perempuan Kenya menarik Walton dan ketiga anak perempuannya -- berusia 15 bulan, dua tahun dan empat tahun -- ke belakang sebuah bilik promosi yang tak terlalu kokoh. Ia mengatakan siapa pun yang ada di lantai atas dapat melihatnya, dan seorang teroris memandangnya namun entah karena apa tidak melepaskan tembakan.
Di tengah asap, ledakan keras dan teriakan pengunjung, bayi Walton terdiam sambil minum susu dari botol. Namun setelah susu habis, ia mulai menjerit-jerit. Perempuan-perempuan lain dalam bilik yang sama berusaha menenangkan anak-anak Walton, namun semua takut jeritan anak itu dapat menarik perhatian penembak.
Beruntung keluarga itu dilihat oleh Abdul Haji, seorang pria Kenya yang tinggal dekat Westgate dan bergegas ke lokasi untuk mencari adik lelakinya setelah ia mendengar tentang penembakan itu. Haji, seorang pemburu dan penggemar senjata, membawa pistol dan 14 peluru dan menghabiskan berjam-jam di pusat perbelanjaan itu untuk membantu mengevakuasi para pengunjung, banyak diantaranya terluka. Terkadang ia menembakkan pistolnya untuk menutupi tembakan sambil menolong warga melarikan diri.
Haji memanggil Walton dan orang-orang lainnya yang jongkok di dekatnya, untuk segera lari ketika pasukan keamanan Kenya melemparkan gas air mata untuk melindungi perempuan dan anak-anak. Anak-anak dan Walton lari ke arah Haji.
Sementara itu, kedua anak lelakinya bersembunyi di pasar swalayan di belakang karung tepung terigu. Walton memperingatkan mereka lewat ponsel untuk terus bersembunyi, karena para penyerang mengundang beberapa pengunjung keluar dari tempat persembunyian karena mengaku polisi.
Kedua anak laki-laki tersebut akhirnya diselamatkan oleh polisi yang masuk dari pintu belakang.
Walton mengatakan ia dan Haji berupaya agar anak-anak perempuannya tidak melihat pemandangan mengerikan dari mayat-mayat yang bergelimpangan.
"Saya mengatakan pada mereka bahwa ini adalah pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Dan ada banyak pahlawan yang menyelamatkan kami," ujarnya.
Haji mengatakan ia mencoba memberikan bantuan di lokasi karena khawatir serangan berdarah al-Shabab akan memicu sentimen anti-Muslim. Banyak warga yang datang padanya untuk menyelamatinya sejak kisahnya menyebar di Nairobi, dan pahlawan pemalu itu kemudian memakai kacamata hitam dan topi bisbol supaya tidak dikenali.
Seminggu setelah penembakan pada 21 September, orang-orang masih terus mengenali dan menyapa Haji. Ia ingin menegaskan bahwa para penyerang yang mengklaim berjuang atas nama Islam tidak ada hubungannya dengan agamanya. Haji kemudian menceritakan kisah seorang pria yang menyelamatkan seekor anjing -- karena semua nyawa berharga -- dan masuk surga, sesuatu yang menurutnya mendorongnya menyelamatkan orang-orang di Westgate.
"Kami juga diajarkan bahwa jika Anda menyelamatkan nyawa satu manusia, itu sama dengan menyelamatkan seluruh kehidupan," ujar Haji. "Sebaliknya jika Anda mengambil nyawa seseorang, Anda telah mengambil seluruh kehidupan manusia, dan berdasarkan itulah Anda akan dinilai."
Bantuan yang diterima Walton dari Haji dan pahlawan-pahlawan lainnya telah menguatkan keputusan keluarga itu untuk tetap tinggal di Kenya dan menolak semua perasaan buruk mengenai Somalia dan Muslim.
"Begitu saya menyimpan kebencian dan ketakutan, mereka telah menang," ujar Walton. "Itulah yang mereka inginkan. Mereka ingin kita takut, terlalu takut keluar rumah dan melakukan sesuatu. Dengan melihat masyarakat berkumpul di sini... hal itu memberikan dorongan semangat yang besar."
Haji merasa orang-orang lain akan melakukan hal yang sama dengannya saat penembakan Tetap saja, orang-orang datang padanya, menyalaminya dan memintanya maju menjadi pejabat publi. (VOA/Hannah McNeish)
Di tengah upaya pihak berwenang untuk mengumpulkan data akurat mengenai jumlah korban jiwa dan menjelaskan keterlambatan operasi penyelamatan yang kompleks, kisah-kisah heroik mulai muncul dari tragedi tersebut.
Terperangkap dalam baku tembak, bersembunyi dari teroris sambil memegang bayi yang menangis ketakutan di tengah bunyi ledakan dan tembakan senjata mesin, Katherine Walton mengatakan adalah suatu keajaiban ia dan keluarganya selamat.
Ibu asal North Carolina, Amerika Serikat, dan kelima anaknya -- dua laki-laki dan tiga perempuan -- sedang berada di pusat perbelanjaan Westgate saat suaminya, Philip, sedang berada di Amerika.
Sambil membawa tiga anak perempuannya, Walton sedang menuju pasar swalayan untuk bertemu kedua anak lelakinya ketika serangan dimulai dengan serentetan tembakan dan ledakan.
Seorang perempuan Kenya menarik Walton dan ketiga anak perempuannya -- berusia 15 bulan, dua tahun dan empat tahun -- ke belakang sebuah bilik promosi yang tak terlalu kokoh. Ia mengatakan siapa pun yang ada di lantai atas dapat melihatnya, dan seorang teroris memandangnya namun entah karena apa tidak melepaskan tembakan.
Di tengah asap, ledakan keras dan teriakan pengunjung, bayi Walton terdiam sambil minum susu dari botol. Namun setelah susu habis, ia mulai menjerit-jerit. Perempuan-perempuan lain dalam bilik yang sama berusaha menenangkan anak-anak Walton, namun semua takut jeritan anak itu dapat menarik perhatian penembak.
Beruntung keluarga itu dilihat oleh Abdul Haji, seorang pria Kenya yang tinggal dekat Westgate dan bergegas ke lokasi untuk mencari adik lelakinya setelah ia mendengar tentang penembakan itu. Haji, seorang pemburu dan penggemar senjata, membawa pistol dan 14 peluru dan menghabiskan berjam-jam di pusat perbelanjaan itu untuk membantu mengevakuasi para pengunjung, banyak diantaranya terluka. Terkadang ia menembakkan pistolnya untuk menutupi tembakan sambil menolong warga melarikan diri.
Haji memanggil Walton dan orang-orang lainnya yang jongkok di dekatnya, untuk segera lari ketika pasukan keamanan Kenya melemparkan gas air mata untuk melindungi perempuan dan anak-anak. Anak-anak dan Walton lari ke arah Haji.
Sementara itu, kedua anak lelakinya bersembunyi di pasar swalayan di belakang karung tepung terigu. Walton memperingatkan mereka lewat ponsel untuk terus bersembunyi, karena para penyerang mengundang beberapa pengunjung keluar dari tempat persembunyian karena mengaku polisi.
Kedua anak laki-laki tersebut akhirnya diselamatkan oleh polisi yang masuk dari pintu belakang.
Walton mengatakan ia dan Haji berupaya agar anak-anak perempuannya tidak melihat pemandangan mengerikan dari mayat-mayat yang bergelimpangan.
"Saya mengatakan pada mereka bahwa ini adalah pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Dan ada banyak pahlawan yang menyelamatkan kami," ujarnya.
Haji mengatakan ia mencoba memberikan bantuan di lokasi karena khawatir serangan berdarah al-Shabab akan memicu sentimen anti-Muslim. Banyak warga yang datang padanya untuk menyelamatinya sejak kisahnya menyebar di Nairobi, dan pahlawan pemalu itu kemudian memakai kacamata hitam dan topi bisbol supaya tidak dikenali.
Seminggu setelah penembakan pada 21 September, orang-orang masih terus mengenali dan menyapa Haji. Ia ingin menegaskan bahwa para penyerang yang mengklaim berjuang atas nama Islam tidak ada hubungannya dengan agamanya. Haji kemudian menceritakan kisah seorang pria yang menyelamatkan seekor anjing -- karena semua nyawa berharga -- dan masuk surga, sesuatu yang menurutnya mendorongnya menyelamatkan orang-orang di Westgate.
"Kami juga diajarkan bahwa jika Anda menyelamatkan nyawa satu manusia, itu sama dengan menyelamatkan seluruh kehidupan," ujar Haji. "Sebaliknya jika Anda mengambil nyawa seseorang, Anda telah mengambil seluruh kehidupan manusia, dan berdasarkan itulah Anda akan dinilai."
Bantuan yang diterima Walton dari Haji dan pahlawan-pahlawan lainnya telah menguatkan keputusan keluarga itu untuk tetap tinggal di Kenya dan menolak semua perasaan buruk mengenai Somalia dan Muslim.
"Begitu saya menyimpan kebencian dan ketakutan, mereka telah menang," ujar Walton. "Itulah yang mereka inginkan. Mereka ingin kita takut, terlalu takut keluar rumah dan melakukan sesuatu. Dengan melihat masyarakat berkumpul di sini... hal itu memberikan dorongan semangat yang besar."
Haji merasa orang-orang lain akan melakukan hal yang sama dengannya saat penembakan Tetap saja, orang-orang datang padanya, menyalaminya dan memintanya maju menjadi pejabat publi. (VOA/Hannah McNeish)