Pejabat-pejabat Korea Selatan mengatakan pejabat mereka telah mendapat jaminan dari pemerintah Amerika bahwa pengurangan anggaran pertahanan itu tidak akan berdampak terhadap pasukan Amerika di Korea.
Amerika berencana memotong ratusan miliar dolar belanja pertahanan dalam beberapa tahun kedepan. Departemen Pertahanan Amerika juga di perkirakan akan mengurangi 10 hingga 15 persen personil militernya.
Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lim Kwan-bin mengatakan pejabat-pejabat Amerika telah menjelaskan padanya mereka berkomitmen untuk memperkuat kerjasama keamanan di kawasan itu meskipun adanya pengurangan di tempat-tempat lain.
Lim mengatakan pengurangan pasukan Amerika tidak akan terjadi di semenanjung Korea. Dia menambahkan Amerika akan mampu mengandalkan pasukan cadangan, selain personil militer yang aktif, jika terjadi pertempuran.
Tetapi analis pertahanan Korea Selatan mengatakan mereka prihatin, pengurangan militer Amerika berarti seandainya terjadi perang, jumlah bala bantuan pasukan Amerika akan sangat kecil dan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mereka tiba di sana.
Baek Seung-joo adalah Direktur Pusat Keamanan dan Strategi pada Institut Korea urusan Analisa Pertahanan di Seoul.
Baek mengatakan ada kekhawatiran mengenai pengurangan pasukan Amerika dan hal itu bisa mempengaruhi strategi pertahanan Korea Selatan secara keseluruhan.
Korea Selatan memang sudah bertahun-tahun merencanakan untuk memikul tanggung jawab lebih besar bagi pertahanan sendiri. Mereka sudah menjadwalkan dalam waktu kurang dari empat tahun untuk mengambil alih kendali operasi pasukan di semenanjung itu seandainya terjadi lagi perang dengan Korea Utara.
Saat ini, pasukan Korea Selatan akan berada di bawah komando militer Amerika jika terjadi bentrokan semacam itu.
Dalam kolom editorial, hari Kamis, harian New York Times yang menyebut strategi pertahanan baru itu sebagai “visi umum yang pragmatis” juga mengingatkan bahwa Amerika harus siap menghadapi berbagai keadaan darurat, termasuk kemungkinan “pemimpin Korea Utara yang tidak berpengalaman membuat keputusan untuk melakukan penerobosan bunuh diri melintasi perbatasan Korea Selatan.”
Kedua Korea secara teknis masih dalam keadaan perang karena tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani seusai gencatan senjata tahun 1953, tiga tahun setelah pertempuran dahsyat di semenanjung itu.