Kubu Jokowi dan Prabowo Saling Bantah soal Propaganda Rusia dan Konsultan Asing

Presiden Joko Widodo (tengah/kiri) berjabat tangan dengan Capres 02 Prabowo Subianto usai acara debat di Jakarta, 17 Januari 2019 lalu.

Pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tentang “adanya tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia,” merujuk pada meluasnya “fitnah, dusta dan hoaks,” dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu lalu (2/2) berbuntut panjang.

Sepanjang hari Senin (4/2) Tim Kampanye Nasional TKN Jokowi-Ma'ruf dan Badan Pemenangan Nasional BPN Prabowo-Sandi saling bantah tentang hal ini, tak lama setelah Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengeluarkan serangkaian cuitan di Twitter.

BACA JUGA: Kedubes Rusia Bantah Ikut Campur dalam Pilpres Indonesia

BPN Prabowo-Sandi Sesalkan Tuduhan Jokowi

“Siapa yang memberikan masukan kepada presiden?” ujar Irawan Ronodipuro, Direktur Luar Negeri dan Koordinator Media Asing BPN Prabowo-Sandi ketika dihubungi VOA melalui telepon.

“Itu salah besar! Kita sesalkan tuduhan itu. Kita memiliki hubungan baik dengan negara itu (Rusia.red). Hubungan diplomasi yang kita lakukan adalah hal yang biasa saja, yang juga dilakukan oleh banyak partai politik. Apalagi sekarang Pak Prabowo adalah calon presiden. Tentu saja mereka (kedutaan besar) ingin mengetahui program-program kita. Apalagi Rusia itu negara sahabat,” tambahnya.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto disambut ribuan pendukungnya dalam "Fun Walk" di Jakarta, Sabtu lalu (2/2) (foto: courtesy).

Irawan mengakui isu “konsultan asing” dan “propaganda Rusia” menyeruak ketika 13 wakil kedutaan besar datang pada acara “Indonesia Menang” di JCC Jakarta 14 Januari lalu, dimana calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato.

Pejabat-pejabat tinggi negara sahabat yang datang antara lain dari Singapura, Malaysia, Jepang, Vietnam, Uni Eropa, Belanda, Swedia, China dan Rusia adalah yang tampak hadir dalam acara itu.

"China bahkan mengirim dua wakil,” ujar Irawan kepada VOA ketika itu, “tetapi wakil dari Amerika tidak dapat hadir karena sedang government shutdown.” Ia juga menegaskan bahwa “mereka bukan konsultan.”

TKN Jokowi-Ma'ruf Tuding BPN Prabowo-Sandi “Main Drama Rusia”

Namun, juru bicara Tim Kampanye Nasional TKN Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily secara terang-terangan menuding “BPN main drama Rusia” dengan “mencoba membenturkan Pak Jokowi dengan pemerintah Rusia” yaitu menghadapkan pernyataan Jokowi dengan cuitan Kedubes Rusia di Jakarta. Ace mengatakan “narasi yang dimainkan adalah Pak Jokowi diserang tidak paham tata krama diplomatik dan sebagainya.”

Lebih jauh Ace menjelaskan bahwa “Jokowi tidak mengasosiasikan (pernyataannya.red) dengan Rusia sebagai negara. Tetapi sebagai istilah dan referensi akademik.”

"Kalau pun ada indikasi penggunaan metode ini “melibatkan konsultan-konsultan asing asal Rusia,” jelas tidak ada hubungannya dengan pemerintah Rusia,” tegasnya.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu lalu (2/2). (Foto: VOA/Petrus Riski)

TKN Jokowi-Ma'ruf memaparkan bahwa hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia selama ini berjalan baik, bahkan pemimpin kedua negara sempat melangsungkan pertemuan langsung dalam KTT ASEAN di Singapura 14 November lalu.

Di bagian akhir pernyataannya Ace menyitir “Drama Bojongkoneng” yang dimainkan BPN Prabowo-Sandi yaitu “memainkan narasi serba lokal, baik strategi maupun konsultan lokal.” Strategi itu dinilai “menjiplak strategi kampanye Donald Trump dan Bolsonaro (Presiden Brazil, red),” meskipun tidak merinci strategi apa yang dimaksudkannya. (em)