Lapindo Tetap Harus Tanggung Jawab

  • Iris Gera

Luapan lumpur panas Lapindo Brantas mengalir ke arah utara menuju permukiman di Desa Gempolsari, Sidoarjo. (VOA/Petrus Riski)

Pekan lalu Presiden Joko Widodo memutuskan pemerintah menalangi kewajiban PT. Minarak Lapindo membayar ganti rugi masyarakat yang rumahnya terendam lumpur. Dana talangan sebesar Rp 781 milyar akan diambil dari APBN 2015.

Seharusnya pemerintah tidak menalangi kewajiban PT. Minarak Lapindo membayar ganti rugi kepada warga yang rumahnya terkena dampak luapan lumpur. Demikian disampaikan pengamat ekonomi politik, Nico Harjanto.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimulyono menegaskan, pemerintah tidak membantu PT.Minarak Lapindo melainkan membantu masyarakat yang sudah menderita lebih dari delapan tahun.

Pekan lalu Presiden Joko Widodo memutuskan pemerintah menalangi kewajiban PT. Minarak Lapindo membayar ganti rugi masyarakat yang rumahnya terendam lumpur. Dana talangan sebesar Rp 781 milyar akan diambil dari APBN 2015.​

Your browser doesn’t support HTML5

Lapindo Tetap Harus Tanggung Jawab

Pengamat ekonomi politik dari Populi Center, Nico Harjanto kepada VOA di Jakarta, Minggu (21/12) mengatakan seharusnya pemerintah menindak PT. Minarak Lapindo terlebih dahulu sebelum menalangi kewajibannya.

"Itu keputusan yang mengangetkan karena bagaimanapun juga itu kewajiban PT. Lapindo, seharusnya pemerintah memberikan tindakan dulu baru kemudian menalangi. Tidak ada masalah dalam konteks memberikan pertolongan penalangan kepada korban, karena bagaimanapun juga korban itu harus segera dibantu, tetapi dalam perspektif keadilan mestinya Lapindo dan juga perusahaan-perusahaan yang memilikinya termasuk juga keluarga Bakrie itu harus bertanggungjawab dulu,” ujarnya.

Nico Harjanto berpendapat, pemerintah harus transparan mengenai sumber dana talangan untuk PT.Minarak Lapindo karena pemerintah justru sedang sulit menganggarkan berbagai rencana program yang akan mulai dikerjakan tahun depan.

Terkait berbagai pendapat mengenai keputusan pemerintah menalangi kewajiban PT. Minarak Lapindo, Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimulyono menegaskan,“tujuan pemerintah adalah tidak akan membeli tanah tetapi untuk membantu menyelesaikan tanah itu untuk rakyat, sudah delapan tahun lebih menunggu.”

Pemerintah memberi batas waktu empat tahun kepada PT. Minarak Lapindo mengembalikan dana talangan sebesar Rp 781 milyar. Jika batas waktu tersebut dilanggar pemerintah akan menyita beberapa aset milik PT. Minarak Lapindo atau aset lain yang masih dalam grup PT.Minarak Lapindo.

Dana talangan diberikan setelah PT. Minarak Lapindo menyatakan tidak sanggup membayar kekurangan dari kewajiban sebesar Rp 3,8 trilyun. PT. Minarak Lapindo sanggup membayar sebesar Rp 3,02 trilyun sehingga sisanya meminjam pemerintah.

Sebelumnya sepanjang masa pemerintahan mantan Presiden Yudhoyono, tercatat sejak tahun 2006 hingga tahun 2012 dana talangan yang dikucurkan pemerintah untuk korban lumpur Lapindo sekitar Rp 6,7 trilyun. Langkah pemerintah saat itu sempat diprotes mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indarawati yang menilai sebaiknya pemerintah tidak menalangi kewajiban PT. Minarak Lapindo. Sementara keluarga Aburizal Bakrie mengklaim telah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 7,9 trilyun untuk mengatasi luapan lumpur Lapindo dan memenuhi kewajiban membayar ganti rugi masyarakat terkena dampak luapan lumpur.

Untuk itu banyak kalangan menilai diperlukan audit keseluruhan agar dapat ditelusuri sejauh mana kewajiban PT. Minarak Lapindo benar-benar dialokasikan.