Lima negara bagian AS memperpanjang waktu belajar mengajar di sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa dan membuat sekolah lebih kompetitif.
WASHINGTON —
Lima negara bagian di Amerika Serikat mengumumkan Senin (3/12) bahwa mereka akan menambahkan paling sedikit 300 jam ke dalam kalender tahun ajaran beberapa sekolah mulai 2013.
Colorado, Connecticut, Massachusetts, New York dan Tennessee akan ambil bagian dalam inisiatif tersebut, yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dan membuat sekolah-sekolah di AS lebih kompetitif di tingkat global.
Program pilot tiga tahun yang dibiayai anggaran nasional dan lokal tersebut akan berdampak pada hampir 20.000 siswa di 40 sekolah, dengan harapan jangka panjang untuk mengembangkan program tersebut di sekolah-sekolah lain, terutama yang melayani masyarakat kelas bawah.
Sekolah-sekolah tersebut, bekerja sama dengan dinas pendidikan, orang tua dan guru, akan memutuskan apakah penambahan jam tersebut akan membuat waktu belajar mengajar lebih panjang, atau menambahkan hari sekolah atau bahkan keduanya.
Menghabiskan lebih banyak waktu di kelas, menurut pihak berwenang, akan memberi siswa akses terhadap kurikulum yang lebih sempurna yang memasukkan seni dan musik, bantuan individual untuk siswa yang tertinggal dan kesempatan untuk menguatkan matematika kritis dan kemampuan sains.
“Penambahan waktu yang berarti di sekolah merupakan investasi kritis yang akan lebih baik mempersiapkan anak-anak supaya berhasil menghadapi abad 21,” ujar Menteri Pendidikan Arne Duncan dalam pernyataan tertulis.
Proyek ini dibuat menyusul kesulitan dari para guru untuk mengidentifikasi cara terbaik untuk memperkuat sistem sekolah negeri yang dikhawatirkan oleh banyak pihak telah tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Selain perpanjangan waktu belajar, ujian siswa, evaluasi guru, sekolah carter dan program voucher telah dilakukan untuk mereformasi pendidikan di AS.
Penelitian menunjukkan bahwa para siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu belajar memiliki prestasi yang lebih baik. Salah satu penelitian tersebut, dari ekonom Harvard Roland Fryer, menunjukkan bahwa pengajaran intensif dan penambahan paling tidak 300 jam ke dalam tahun ajaran merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan hasil pendidikan.
Namun laporan tahun lalu dari Pusat Pendidikan Publik pada Asosiasi Dewan Sekolah Nasional menunjukkan bahwa negara-negara dengan kinerja pendidikan yang tinggi seperti Korea Selatan, Finlandia dan Jepang memiliki waktu sekolah yang lebih sedikit dibandingkan sebagian besar siswa AS.
Perpanjangan waktu sekolah juga dapat menimbulkan masalah dengan serikat guru.
Kurang lebih 1.000 sekolah di AS telah menjalankan waktu sekolah yang lebih panjang, naik 53 persen dari 2009. Beberapa pihak mengatakan beberapa sekolah sebaiknya mengikuti perpanjangan waktu tersebut, namun menekankan bahwa program tersebut bukan strategi yang tepat untuk setiap sekolah. (AP/Josh Lederman)
Colorado, Connecticut, Massachusetts, New York dan Tennessee akan ambil bagian dalam inisiatif tersebut, yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dan membuat sekolah-sekolah di AS lebih kompetitif di tingkat global.
Program pilot tiga tahun yang dibiayai anggaran nasional dan lokal tersebut akan berdampak pada hampir 20.000 siswa di 40 sekolah, dengan harapan jangka panjang untuk mengembangkan program tersebut di sekolah-sekolah lain, terutama yang melayani masyarakat kelas bawah.
Sekolah-sekolah tersebut, bekerja sama dengan dinas pendidikan, orang tua dan guru, akan memutuskan apakah penambahan jam tersebut akan membuat waktu belajar mengajar lebih panjang, atau menambahkan hari sekolah atau bahkan keduanya.
Menghabiskan lebih banyak waktu di kelas, menurut pihak berwenang, akan memberi siswa akses terhadap kurikulum yang lebih sempurna yang memasukkan seni dan musik, bantuan individual untuk siswa yang tertinggal dan kesempatan untuk menguatkan matematika kritis dan kemampuan sains.
“Penambahan waktu yang berarti di sekolah merupakan investasi kritis yang akan lebih baik mempersiapkan anak-anak supaya berhasil menghadapi abad 21,” ujar Menteri Pendidikan Arne Duncan dalam pernyataan tertulis.
Proyek ini dibuat menyusul kesulitan dari para guru untuk mengidentifikasi cara terbaik untuk memperkuat sistem sekolah negeri yang dikhawatirkan oleh banyak pihak telah tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Selain perpanjangan waktu belajar, ujian siswa, evaluasi guru, sekolah carter dan program voucher telah dilakukan untuk mereformasi pendidikan di AS.
Penelitian menunjukkan bahwa para siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu belajar memiliki prestasi yang lebih baik. Salah satu penelitian tersebut, dari ekonom Harvard Roland Fryer, menunjukkan bahwa pengajaran intensif dan penambahan paling tidak 300 jam ke dalam tahun ajaran merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan hasil pendidikan.
Namun laporan tahun lalu dari Pusat Pendidikan Publik pada Asosiasi Dewan Sekolah Nasional menunjukkan bahwa negara-negara dengan kinerja pendidikan yang tinggi seperti Korea Selatan, Finlandia dan Jepang memiliki waktu sekolah yang lebih sedikit dibandingkan sebagian besar siswa AS.
Perpanjangan waktu sekolah juga dapat menimbulkan masalah dengan serikat guru.
Kurang lebih 1.000 sekolah di AS telah menjalankan waktu sekolah yang lebih panjang, naik 53 persen dari 2009. Beberapa pihak mengatakan beberapa sekolah sebaiknya mengikuti perpanjangan waktu tersebut, namun menekankan bahwa program tersebut bukan strategi yang tepat untuk setiap sekolah. (AP/Josh Lederman)