Mantan Pejabat Tinggi Aljazair Dijatuhi Hukuman Berat dalam Kasus Korupsi

Mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika dan adiknya, Said Bouteflika (foto: dok).

Sejumlah mantan pejabat tinggi Aljazair, termasuk dua orang kepala badan intelijen, telah dijatuhi hukuman penjara 15 tahun atas tuduhan korupsi. Salah seorang terhukum mengatakan tuduhan-tuduhan yang dikenakan pada dirinya bermotif politik.

Hukuman yang dijatuhkan atas orang-orang yang tadinya paling berkuasa di Aljazair itu dijatuhkan oleh pengadilan militer di kota Blida, setelah sidang yang berlangsung hanya dua hari.

Mantan kepala dinas intelijen Bachir Tartaq dan Mohammed Medienne dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, seperti juga adik mantan Presiden Abdel Aziz Bouteflika, Said, yang menjadi tangan kanannya.

Mantan menteri pertahanan Khaled Nezzar dijatuhi hukuman in-absentia selama 20 tahun.

Keempat orang itu, ditambah seorang politisi terkenal Louisa Hanoun, dituduh berkomplot “melawan angkatan darat” karena bertemu dengan seorang kepala badan intelijen asing untuk menentukan siapa yang akan menggantikan presiden Abdel Aziz Bouteflika yang sakit-sakitan.

Bouteflika dipaksa turun dari jabatan bulan April, dan pemilihan presiden yang direncanakan dua kali telah dibatalkan, karena terjadinya demonstrasi luas di seluruh negara.

Pejabat presiden Abdel Qader Bensalah mengumumkan, pemilihan presiden baru akan diadakan tanggal 12 Desember, dan wakil menteri pertahanan,

Jenderal Ahmed Gaid Salah, orang yang dianggap paling kuat masa ini, mengatakan, militer akan bersikap netral dan tidak akan mempengaruhi pemilihan umum itu.

Jenderal Salah mengatakan ia menjamin bahwa tentara tidak punya ambisi politik dan satu-satunya keinginannya adalah melayani rakyat dan negara. Katanya, penunjukan sebuah komisi pemilu yang baru adalah bukti kenetralan angkatan darat.

Tapi kata Hilal Khashan, pakar ilmu politik pada American University di Beirut, tentara Aljazair sudah lama selalu ikut bermain politik, dan bekas pejabat tinggi yang divonis hari Rabu itu digunakan sebagai kambing hitam untuk menipu rakyat.

Mantan kepala intelijen Medienne, yang dikenal sebagai Jenderal Towfiq mengatakan tuduhan atasnya bermotif politik dan menambahkan ia telah berusaha keras untuk menyelidiki dan menumpas korupsi.

Aksi-aksi protes menentang elit politik dan pemilik bisnis besar yang berkuasa terus muncul di banyak kota tiap hari Jumat. Kebanyakan para demonstran, yang terdiri dari anak muda menuntut supaya sistem politik Aljazair dirombak sama sekali. (ii/em)