Maskapai American Airlines Tangguhkan Lagi Izin Terbang Boeing 737-Max

Pesawat Boeing 737-Max maskapai American Airlines di bandara LaGuardia, New York (foto: dok).

Maskapai penerbangan AS, American Airlines, menangguhkan kembali mengudaranya pesawat-pesawat Boeing MAX 737 hingga tahun depan dan mengatakan larangan terbang pesawat-pesawat itu telah memangkas pendapatan sebelum pajak pada kuartal ketiga sebesar 140 juta dolar. Sebelumnya American Airlines berencana mengijinkan pesawat jenis MAX 737 kembali terbang Januari mendatang.

American Airlines hari Rabu (9/10) mengatakan pihaknya baru akan menggunakan pesawat itu kembali secara bertahap, mulai 16 Januari. Ini berarti enam minggu lebih lambat dari rencananya semula September lalu dan sekaligus berarti penangguhan untuk keenam kalinya.

American Airlines yang berkantor di Forth Worth mengatakan penangguhan itu akan membuatnya mengurangi sekitar 140 penerbangan per hari hingga pertengahan Januari.

BACA JUGA: Penjualan Pesawat Boeing Turun Drastis dari Tahun Lalu

Kepada para investornya, maskapai itu menunjukkan bahwa permintaan tiket tetap solid, di mana ukuran utama pendapatan per kursi naik sekitar dua persen pada kuartal ketiga ini. Sebagian biaya memang meningkat, tetapi biaya bahan bakar lebih murah dibanding yang diperkirakan maskapai itu dalam kuartal tersebut, dan hal itu sedikit meningkatkan perkiraan margin keuntungannya. Bahan bakar biasanya merupakan biaya terbesar kedua bagi maskapai penerbangan setelah biaya tenaga kerja.

Saham American Airlines Group Inc naik 65 sen atau sekitar 2,5% menjadi 26,91 dolar pada perdagangan Rabu pagi. Saham maskapai itu turun 18% tahun ini, dibandingkan perolehan 15% dalam Indeks Standard & Poor 500 sebelumnya.

American Airlines memiliki 24 pesawat Boeing 737-Max dan diperkirakan memiliki total 40 pesawat itu pada akhir tahun ini.

Secara keseluruhan American Airlines memiliki sekitar 950 pesawat, belum termasuk pesawat-pesawat American Eagle yang lebih kecil.

Pesawat-pesawat Boeing jenis MAX dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia, yang total menewaskan 346 orang. Boeing sedang bekerja keras mengubah piranti pengendali penerbangan dan komputer pesawat itu. (em/aa)