Berawal dari PT Harendong yang didirikan sejak tahun 2005, Melanie merintis perkebunan teh dengan membuka hutan dekat Taman Nasional Gunung Halimun, Salak, Banten.
Melanie mengungkapkan tidak mudah untuk memproduksi teh yang bisa diberi label organik. Di tahun pertama, ia harus mempersiapkan lahan untuk ditanami dan memastikan lahan tersebut terletak di lokasi yang memiliki sumber air bersih, lahan yang mudah diairi dan tidak ada industri di sekitar lahan tersebut.
Lokasi perkebunan teh miliknya di Banten itu dianggap memenuhi persyaratan tersebut sebagai perkebunan teh organik. Pemupukan lahan juga dilakukan secara organik dengan konsep dari alam kembali ke alam.
“Penanaman teh organik adalah metode yang sangat baik untuk tanah, untuk lahan, karena tidak merusak bumi. Semua daun teh dipetik dengan tangan, tidak menggunakan mesin, dan hanya 3 daun teratas yang dipetik. Ini semacam komitmen bagi kami untuk menjaga kealamian bumi kita,” kata Melanie.
Melanie juga percaya sudah saatnya semua orang menjaga alam dan bertanggung jawab untuk kelestariannya, meskipun dibutuhkan kerja keras dan waktu yang lama. Dan ia berusaha membuktikan komitmennya untuk ikut melestarikan alam lewat perkebunan tehnya.
Setelah 5 tahun beroperasi, PT Harendong baru dapat menikmati hasil panen dan mengantongi serfifikat organik untuk distribusi di Amerika, Eropa, Jepang dan Kanada.
Melanie ingin kisah bagaimana sulitnya membuka lahan untuk dijadikan perkebunan teh dapat terdengar, dipahami dan mengusik keingintahuan orang untuk mengenal Indonesia, tempat di mana teh ini berasal. Ia berharap kisah ini dapat disampaikan melalui “Arum Tea” yang mulai diproduksinya awal tahun 2015.
Produk-produk teh organik yang ia produksi adalah teh hijau yang ia beri nama Java Emerald, teh oolong, Equator Sun, dan teh oolong medium, Banten Dawn. Ada juga teh hitam atau teh merah yang diberi nama Java Nirvana. Melanie memilih nama-nama tersebut selain agar berbeda dengan produk lain di pasaran, juga untuk memperkenalkan Indonesia di Amerika.
Melanie mengatakan “Arum Tea” adalah teh organik pertama dari Indonesia, yang dipetik tanpa mesin dari satu perkebunan yang sama, sehingga memiliki cita rasa berbeda.
Untuk saat ini, “Arum Tea” baru dapat dibeli secara online, terutama di Amerika. Harganya bervariasi, teh di kemasan kaleng 30 ons dijual 25 dolar atau sekitar 325 ribu rupiah.