Sebanyak 240 narapidana melarikan diri dan lima tewas dalam kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta di Medan, Sumatra Utara.
JAKARTA —
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto di Jakarta, Jumat (12/7), mengatakan aparat keamanan telah mengamankan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta di Medan, Sumatra Utara, yang sebelumnya dikuasai oleh para narapidana.
Kerusuhan pecah di LP tersebut pada Kamis malam setelah narapidana membakar fasilitas tersebut, yang menyebabkan tiga pegawai penjara dan dua narapidana tewas. Sebanyak 240 narapidana berhasil melarikan diri, 14 diantaranya adalah terpidana kasus terorisme.
Menurut Djoko, dari hasil pengejaran, baru 64 orang narapidana yang berhasil ditangkap, sisanya masih dikejar.
Ia meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar segera memindahkan sebagian penghuni ke LP lain karena LP Tanjung Gusta dinilainya sangat melebihi kapasitas hingga mencapai 2.600 narapidana, padahal kapasitas layak dari LP ini hanyalah 1.054 orang.
Djoko mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meminta instansi terkait melakukan investigasi mendalam seputar latar belakang dan motif kejadian itu.
“Bapak Presiden tadi pagi memerintahkan untuk melakukan investigasi yang mendalam terhadap latar belakang, motif maupun kejadian yang terjadi di LP Tanjung Gusta ini. Kepada Kapolri agar menunjuk para perwiranya untuk melakukan investigasi secara mendalam tentang kejadian tersebut. Pengejaran dan penangkapan terhadap para napi yang belum kembali agar terus dilakukan. Kepada Kementerian Hukum dan HAM terutama kepada LP-LP di daerah agar diinstruksikan untuk antisipasi terhadap potensi-potensi kejadian yang bisa berlaku di LP masing-masing,” ujarnya.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengatakan, petugas LP di lokasi berkoordinasi dengan aparat kemanan untuk melakukan penjagaan di LP Tanjung Gusta Medan. Sementara itu Denny mengakui, jumlah penghuni LP Tanjung Gusta Medan Sumatera Utara, dalam kondisi berlebih atau over kapasitas.
“Karena memang over kapasitas itu di kota-kota besar sayangnya terjadi, antara 100, 200, 300 bahkan 400 persen,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo mengatakan dari 14 teroris yang melarikan diri, empat orang berhasil ditangkap dan sisanya masih dalam pengejaran. Kepolisian, tambah Timur, menerapkan razia kendaraan di Medan selama 24 jam.
“Di Medan ini banyak ya (napi teroris), diantaranya kasus perampokan CIMB Niaga dan sebagian lainnya sudah kita pindahkan ke Nusakambangan dan Aceh. Kita akan lakukan (pengejaran) lebih cepat,” ujarnya.
Situasi di LP Tanjung Gusta sejak Jumat pagi (12/7) sudah berangsur aman, menurut Kepala Bagian Produksi dan Dokumentasi Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Hilman Thayeb.
Menurut Hilman, kerusuhan di LP Tanjung Gusta bermula dari kekesalan narapidana karena listrik di LP sering padam. Puncaknya pada Kamis (12/7) kemarin, listrik di LP mati sejak Subuh hingga Maghrib ketika tiba waktu berbuka puasa. Para penghuni yang kesal lantas meledakkan tabung gas di dalam LP dan membakar gedung.
Kerusuhan pecah di LP tersebut pada Kamis malam setelah narapidana membakar fasilitas tersebut, yang menyebabkan tiga pegawai penjara dan dua narapidana tewas. Sebanyak 240 narapidana berhasil melarikan diri, 14 diantaranya adalah terpidana kasus terorisme.
Menurut Djoko, dari hasil pengejaran, baru 64 orang narapidana yang berhasil ditangkap, sisanya masih dikejar.
Ia meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia agar segera memindahkan sebagian penghuni ke LP lain karena LP Tanjung Gusta dinilainya sangat melebihi kapasitas hingga mencapai 2.600 narapidana, padahal kapasitas layak dari LP ini hanyalah 1.054 orang.
“Bapak Presiden tadi pagi memerintahkan untuk melakukan investigasi yang mendalam terhadap latar belakang, motif maupun kejadian yang terjadi di LP Tanjung Gusta ini. Kepada Kapolri agar menunjuk para perwiranya untuk melakukan investigasi secara mendalam tentang kejadian tersebut. Pengejaran dan penangkapan terhadap para napi yang belum kembali agar terus dilakukan. Kepada Kementerian Hukum dan HAM terutama kepada LP-LP di daerah agar diinstruksikan untuk antisipasi terhadap potensi-potensi kejadian yang bisa berlaku di LP masing-masing,” ujarnya.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengatakan, petugas LP di lokasi berkoordinasi dengan aparat kemanan untuk melakukan penjagaan di LP Tanjung Gusta Medan. Sementara itu Denny mengakui, jumlah penghuni LP Tanjung Gusta Medan Sumatera Utara, dalam kondisi berlebih atau over kapasitas.
“Karena memang over kapasitas itu di kota-kota besar sayangnya terjadi, antara 100, 200, 300 bahkan 400 persen,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo mengatakan dari 14 teroris yang melarikan diri, empat orang berhasil ditangkap dan sisanya masih dalam pengejaran. Kepolisian, tambah Timur, menerapkan razia kendaraan di Medan selama 24 jam.
“Di Medan ini banyak ya (napi teroris), diantaranya kasus perampokan CIMB Niaga dan sebagian lainnya sudah kita pindahkan ke Nusakambangan dan Aceh. Kita akan lakukan (pengejaran) lebih cepat,” ujarnya.
Situasi di LP Tanjung Gusta sejak Jumat pagi (12/7) sudah berangsur aman, menurut Kepala Bagian Produksi dan Dokumentasi Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Hilman Thayeb.
Menurut Hilman, kerusuhan di LP Tanjung Gusta bermula dari kekesalan narapidana karena listrik di LP sering padam. Puncaknya pada Kamis (12/7) kemarin, listrik di LP mati sejak Subuh hingga Maghrib ketika tiba waktu berbuka puasa. Para penghuni yang kesal lantas meledakkan tabung gas di dalam LP dan membakar gedung.