Menlu AS: China, Rusia 'Sangat Mungkin' Telah Membaca Email Saya

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry (foto: dok).

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan "sangat mungkin" bahwa email-emailnya dibaca oleh China dan Rusia, dua negara yang dituding sebagai pelaku serangan di dunia maya baru-baru ini yang menarget pemerintah Amerika Serikat.

"Hal ini sangat mungkin. Bukan sesuatu yang mustahil," kata Kerry ketika ditanya tentang hal tersebut, Selasa (11/8), dalam sebuah wawancara dengan program Evening News di CBS. "Kami tahu mereka telah menyerang sejumlah kepentingan Amerika selama beberapa hari terakhir ini."

Ketika ditekan lebih lanjut mengenai isu ini, diplomat tertinggi AS mengatakan ia selalu menulis email dengan menyadari kemungkinan Rusia dan China dapat membaca apa yang ia tulis.

AS menyalahkan China atas serangkaian serangan cyber yang menarget pemerintah dan badan usaha AS dalam beberapa tahun terakhir. China telah membantah keras tuduhan tersebut.

Peretasan data karyawan federal

Salah satu insiden peretasan yang terjadi awal tahun ini, adalah penyusupan ke sistem Kantor Manajemen Personalia (OPM) dan mencuri data pribadi lebih dari 21 juta karyawan federal.

Para pejabat AS menduga para peretas yang berbasis di China bertanggung jawab atas peretasan itu, meskipun pemerintahan Obama belum secara terbuka menyalahkan Beijing atas pencurian data OPM.

Para pejabat pertahanan AS berkeyakinan peretas yang disponsori Rusia, mungkin berada di balik serangan terhadap jaringan email Komando Staf Gabungan (CENTCOM) di Pentagon bulan Juli lalu.

Serangan tersebut mempengaruhi sekitar 4.000 personil militer dan sipil, meskipun tidak ada informasi rahasia yang diyakini telah dicuri.

Awal bulan ini, NBC News melaporkan bahwa peretas Cina telah mengakses email pribadi pejabat keamanan dan perdagangan AS setidaknya sejak 2010.

Email pribadi

Laporan tersebut mengatakan peretasan berlangsung teradap email pribadi dari pejabat dan bukan akun email pemerintah, yang lebih aman.

Belum disebut secara terbuka pejabat yang menjadi target peretasan. Tapi periode waktu dugaan peretasan itu bersamaan dengan waktu penggunaan akun email pribadi Hillary Clinton saat ia menjabat Menteri Luar Negeri tahun 2009-2013.

Para pejabat AS mengangkat isu serangan cyber dengan "sangat, sangat kuat" dalam sesi dialog baru-baru ini dengan pemerintah China, kata Kerry.

Ia menegaskan AS juga akan mengangkat isu ini saat Presiden Barack Obama bertemu Presiden China Xi Jinping pada bulan September di Gedung Putih.

"Kami telah sepakat untuk memulai kelompok kerja yang bertugas menggali masalah ini lebih dalam karena hal ini merupakan keprihatinan besar," katanya.