Sudan Selatan merupakan agenda utama hari Senin sewaktu Kerry bertemu dengan Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta dan menteri luar negeri Kenya, Uganda, Sudan, Somalia, dan Sudan Selatan di Nairobi, pada awal lawatannya ke tiga negara Afrika.
Berbicara kepada wartawan, Menlu Kerry mengumumkan Amerika akan memberi dana $ 138 juta bantuan baru untuk Sudan Selatan, untuk membeli makanan, air, dan obat-obatan.
Kerry juga memberikan peringatan kepada para pemimpin negara itu. Ia mengatakan, “Saya ingin membuat ini jelas. Dan saya pikir itu penting bagi rakyat Amerika yang berusaha membantu, karena mereka adalah pembayar pajak di Amerika. Kami menegaskan, bahwa bantuan ini tidak akan berlangsung selamanya. Kami tidak akan memberi bantuan terus-menerus, jika para pemimpin itu tidak bertanggung jawab dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat mereka."
Pesan Kerry itu disampaikan dengan keras dan jelas hari Senin (22/8). Kerry juga mengatakan, sangat mendesak untuk mengirim 4.000 pasukan perlindungan regional ke Sudan Selatan yang baru-baru ini diperintahkan oleh Dewan Keamanan PBB. Presiden Kenya, Kenyatta mengucapkan terima kasih kepada pemerintah AS yang memprakarsai resolusi itu.
AS mengusulkan pasukan itu setelah bentrokan di ibukota Sudan Selatan bulan lalu, menewaskan sekitar 300 orang dan memaksa pemimpin oposisi Riek Machar meninggalkan negaranya.
"Saya ingin menekankan, ini bukan pasukan intervensi, ini pasukan perlindungan, dengan mandat yang sangat jelas untuk melindungi orang, kebebasan bergerak, dan kemampuan mereka untuk tetap bebas dari serangan atau penyergapan dari siapapun. Ini adalah pelengkap untuk kedaulatan dan upaya Sudan Selatan sendiri. Saya pikir kami telah menjelaskan semua ini dalam diskusi yang kami lakukan dengan para peserta yang bersangkutan tentang hal ini," tambah Kerry.
Kerry juga mengumumkan Amerika akan memberi tambahan $ 117 juta untuk membantu pengungsi yang kembali dan korban kekeringan di Somalia. Dia mengatakan dana $ 29 juta lainnya akan disumbangkan kepada badan pengungsi PBB untuk mengembalikan para pengungsi Somalia di Kenya, terutama dari kamp pengungsi Dadaab.
Menyusul pertemuan tertutup sebelumnya, pernyataan Kenyatta "menyatakan harapan" Somalia akan bisa mematuhi tanggal pemilihan presiden, yang dijadwalkan 30 Oktober. Ia juga mencatat pentingnya membangun kapasitas di dalam Tentara Nasional Somalia, menyusul rencana Uni Afrika untuk menarik misinya dari Somalia pada tahun 2018.
Perjalanan Kerry berikutnya ke Nigeria dan kemudian Arab Saudi. [ps/ii]