Jajaran pemimpin partai berkuasa Mesir telah meletakkan jabatan, sambil ribuan pemrotes anti-pemerintah melanjutkan aksi mereka di Lapangan Tahrir, Kairo Pusat untuk menuntut pengunduran diri Presiden Husni Mubarak.
Televisi pemerintah mengatakan, seluruh pemimpin Partai Demokrasi Nasional mundur, termasuk putera Presiden Mubarak, Gamal Mubarak. Ada laporan simpangsiur apakah Presiden Mubarak mundur dari jabatan di partainya itu atau tidak.
Partai itu sudah menjadi partai politik Mesir yang berkuasa dan mendapat kecaman internasional atas pemilu legislatif tahun lalu yang menurut oposisi telah ditukangi.
Sabtu pagi, media resmi Mesir mengatakan, Presiden Mubarak mengadakan pembicaraan dengan pejabat-pejabat termasuk perdana menteri, menteri perminyakan dan keuangan dan gubernur bank sentral.
Menteri Perdagangan Samiha Fawzi Ibrahim mengatakan hari Sabtu ekspor turun 6 persen pada bulan Januari akibat kerusuhan. Beberapa pihak memperkirakan kerusuhan itu merugikan Mesir 310 juta dolar per hari.
Sementara itu, tentara Mesir berupaya membujuk demonstran anti-Mubarak keluar dari Lapangan Tahrir.
Seorang perwira senior angkatan darat datang ke lapangan itu dengan membawa pengeras suara hari Sabtu tetapi upayanya gagal untuk menyuruh demonstran bubar.
Pemrotes juga telah melawan upaya militer untuk membongkar barikade. Televisi al Jazeera mengatakan, militer telah mendatangkan mobil derek dan truk terbuka untuk mengangkat barikade dan bangkai mobil-mobil terbakar dari lapangan.
Sebagian demonstran berikrar untuk melanjutkan aksi protes sampai Mubarak mundur, meski pemimpin Mesir itu awal minggu ini mengatakan, dia tak akan mundur sampai masa jabatannya berakhir bulan September. Protes anti-Mubarak juga masih berlanjut hari Sabtu di Alexandria.
Beberapa pemimpin oposisi mengadakan pembicaraan hari Sabtu dengan Wakil Presiden Umar Suleiman. Namun, Persaudaraan Muslim – kelompok oposisi terbesar Mesir mengatakan, tak mau ikut dalam pembicaraan itu sampai Presiden Mubarak mundur.