Pasukan Filipina telah menewaskan 73 pemberontak Muslim garis keras dan tersangka militan asing dalam serangan tiga minggu di daerah berkonflik di selatan, tempat 44 komando polisi anti-teror dibunuh Januari lalu dalam bentrokan dengan pemberontak, menurut militer, Senin (9/3).
Juru bicara militer Letkol Harold Cabunoc mengatakan enam tentara tewas dan 29 lainnya terluka dalam serangan yang dimulai 25 Februari dan telah membuat sekitar 25.000 warga desa mengungsi di perbatasan provinsi Maguindanao and North Cotabato provinces.
Kepala staf militer Jenderal Gregorio Pio Catapang memerintahkan serangan terhadap para pemberontak dari Gerakan Kebebasan Islamis Bangsamoro setelah mereka menyerang desa-desa. Para pemberontak juga telah dituduh ada di belakang pembunuhan 25 Januari dari 44 komando dalam sebuah operasi untuk memburu tersangka teroris di Maguindanao.
Berjumlah beberapa ratus, para pemberontak melepaskan diri beberapa tahun lalu dari kelompok utama Front Pembebasan Islamis Moro (MILF), yang menandatangani perjanjian otonomi Muslim yang baru dengan pemerintah tahun lalu. Para pemberontak baru itu bersumpah akan meneruskan pertempuran untuk membuat negara terpisah.
"Kami telah menurunkan kemampuan mereka untuk melakukan kejahatan. Mereka kehabisan amunnisi," ujar Cabunoc.