Juru bicara militer Ukraina mengatakan, Sabtu (29/4), Ukraina masih menguasai rute kunci pengiriman pasokan ke Bakhmut. Namun, situasi masih “sangat” sulit di kota yang dikepung itu.
Selama 10 bulan, pasukan Rusia sudah mencoba memasuki kota yang sudah luluh lantak itu. Sebelum invasi Rusia, Bakhmut dihuni oleh 70 ribu jiwa. Kyiv sudah bertekad untuk mempertahankan Bakhmut, yang dipandang Rusia sebagai batu loncatan untuk menyerang kota-kota lain.
BACA JUGA: Kemenhan Inggris: Rusia Raih “Momentum” dalam Pertempuran Bakhmut“Selama berminggu-minggu, pihak Rusia sudah membicarakan tentang merebut “jalan kehidupan’ dan menembaki jalur itu terus-menerus,” kata Serhiy Cherevatyi, juru bicara pasukan Ukraina di bagian timur dalam wawancara dengan situs berita setempat, Dzerkalo Tyzhnia, yang dikutip oleh Reuters.
“Ya, memang sulit di sana karena upaya mereka untuk merebut jalan tersebut masih terus berlangsung dan juga upaya untuk menempatkan senjata ke arah target. Namun,…pasukan pertahanan tidak membiarkan tentara-tentara Rusia untuk ‘memotong jalur logistik kami.”
“Jalan kehidupan” adalah jalan penting antara Bakhmut dan kota terdekat, Chasiv Yar ke arah barat yang berjarak hanya sekitar 17 kilometer lebih.
Jika Bakhmut jatuh, Chasiv Yar akan menjadi target penyerangan Rusia berikutnya, kata para pengamat. Namun, Bakhmut terletak di dataran tinggi dan pasukan Ukraina diyakini sudah membangun benteng pertahanan di dekat kota itu.
BACA JUGA: Perang Rusia di Ukraina Ungkap Risiko yang Disebabkan oleh Kelompok Militer SwastaYevgeny Prigozhin, pendiri perusahaan tentara bayaran Rusia Wagner, mengatakan pasukannya sudah maju sekitar 100 hingga 150 meter di Bakhmut, menyisakan wilayah sekitar 3 kilometer persegi di kota itu untuk Ukraina.
Namun Prigozhin mengatakan 94 tentaranya tewas. [ft]