Para produsen minuman keras asal China yang sangat populer, baijiu, sedang mencari pasar ekspor untuk memasarkan produk tersebut.
CHENGDU, CHINA —
Baijiu, minuman keras asal China dengan aroma menyengat, merupakan minuman keras yang paling banyak dikonsumsi di dunia berkat popularitasnya di China. Namun kali ini, untuk pertama kalinya, para produsen ingin mengembangkan pasar ekspor.
Menurut data dari Riset Minuman Anggur dan Beralkohol Internasional, masyarakat China minum lebih dari 11 miliar liter baijiu pada 2012. Minuman tersebut, disuling dari sorgum, gandum atau beras, mencakup sepertiga dari semua minuman beralkohol yang dikonsumsi di dunia.
Namun karena generasi baru peminum di China mengonsumsi minuman impor, baijiu berisiko kehilangan pangsa pasar mereka kecuali para pembuatnya menciptakan pasar baru di luar negeri.
"Baijiu belum dipasarkan ke Barat namun saya kira itu mungkin," ujar James Rice, direktur pengelola Sichuan Swellfun Co. Ltd., pembuat baijiu di Chengdu, China barat, yang sejumlah besar sahamnya dimiliki produser minuman Diageo dari London.
"Orang-orang tertarik akan China dan ini ada bagian budaya China yang dapat dihidangkan di meja makan Anda."
Kesempatan itu juga telah menarik pengusaha-pengusaha kecil seperti David Zhou, yang mendirikan Everest Spirits LLC di Washington D.C. untuk mengimpor baijiu dan mengganti mereknya untuk dijual di pasar lokal.
"Kami benar-benar ingin memasarkannya untuk konsumen AS dan kami yakin pasar AS dapat menerimanya," ujarnya.
Namun Rice, dan produser lainnya, menghadapi tantangan besar: Baijiu cenderung memberikan kesan pertama yang buruk.
"Pertama kali mencoba, rasanya seperti bahan pengencer cat dan seperti mengalami lobotomi cair. Tapi lama kelamaan saya menyukainya," ujar Michael Pareles, manajer Federasi Ekspor Daging AS di Beijing.
Torsten Stocker, ketua praktik konsumen Greater China pada Monitor Group di Hong Kong, merasa skeptis dengan prospek ekspansi luar negeri.
Ia menyarankan agar minuman keras tersebut lebih baik didistribusikan di komunitas China di luar negeri yang jumlahnya semakin meningkat, yang sekarang bergantung pada toko-toko bebas pajak di bandar udara untuk persediaan.
Kandungan alkohol yang tinggi dalam baijiu membuatnya sulit dijual di bar-bar Barat dengan budaya minum dengan perut kosong. Aromanya yang seperti bensin dan rasa setelah dikonsumsi juga terlalu keras. Namun sejarah minuman beralkohol menunjukkan bahwa rasa seperti apa pun bisa dijual.
"Tequila memiliki rasa yang tidak biasa dibandingkan minuman-minuman beralkohol lain yang lebih populer," ujar Derek Sandhaus, konsultan industri dan penulis buku mengenai baijiu yang akan diterbitkan.
"Namun lewat pemasaran yang cerdas, pencampuran yang baik dan pengelolaan yang hebat, akhirnya tequila mendapat tempat di bar. Saya kira tidak ada alasan minuman beralkohol paling populer di dunia tidak dapat melakukan hal yang sama."
Penyesuaian
Namun penyesuaian sepertinya masih diperlukan.
Matt Trusch, mantan warga China, mendirikan perusahaan penyulingan bernama Byejoe USA yang mengimpor bahan baijiu dari China, kemudian menyaringnya kembali supaya lebih bisa diminum.
"Kami membuatnya lebih sesuai dengan lidahAmerika," ujarnya.
Tempat penyulingan Vinn Distilleries di Portland, negara bagian Oregon, didirikan oleh keluarga imigran China dari Vietnam, mereproduksi resep lama baijiu, dan presiden Vinn Michelle Ly memasarkannya, dengan volume yang sangat kecil, kepada konsumen-konsumen non-China.
Lucunya, ia mengatakan bahwa sekelompok investor telah mendekatinya dengan ide untuk mengekspor baijiu buatan AS itu kembali ke China, memasarkannya sebagai produk dengan kontrol kualitas tinggi, sebuah masalah yang dihadapi merek-merek baijiu domestik.
Ahli baijiu Sandhaus mengatakan cara terbaik untuk mengembangkan peminum-peminum di luar negeri adalah dengan mengikuti model sake Jepang dan memasarkan baijiu sebagai minuman beralkohol untuk dikonsumsi dengan makanan China. Namun ia menambahkan bahwa para produser jangan melakukannya dengan terburu-buru.
"Masih perlu waktu yang sangat lama sampai baijiu berhenti menjadi komoditas bernilai tinggi di China," ujarnya. (Reuters)
Menurut data dari Riset Minuman Anggur dan Beralkohol Internasional, masyarakat China minum lebih dari 11 miliar liter baijiu pada 2012. Minuman tersebut, disuling dari sorgum, gandum atau beras, mencakup sepertiga dari semua minuman beralkohol yang dikonsumsi di dunia.
Namun karena generasi baru peminum di China mengonsumsi minuman impor, baijiu berisiko kehilangan pangsa pasar mereka kecuali para pembuatnya menciptakan pasar baru di luar negeri.
"Baijiu belum dipasarkan ke Barat namun saya kira itu mungkin," ujar James Rice, direktur pengelola Sichuan Swellfun Co. Ltd., pembuat baijiu di Chengdu, China barat, yang sejumlah besar sahamnya dimiliki produser minuman Diageo dari London.
"Orang-orang tertarik akan China dan ini ada bagian budaya China yang dapat dihidangkan di meja makan Anda."
Kesempatan itu juga telah menarik pengusaha-pengusaha kecil seperti David Zhou, yang mendirikan Everest Spirits LLC di Washington D.C. untuk mengimpor baijiu dan mengganti mereknya untuk dijual di pasar lokal.
"Kami benar-benar ingin memasarkannya untuk konsumen AS dan kami yakin pasar AS dapat menerimanya," ujarnya.
Namun Rice, dan produser lainnya, menghadapi tantangan besar: Baijiu cenderung memberikan kesan pertama yang buruk.
"Pertama kali mencoba, rasanya seperti bahan pengencer cat dan seperti mengalami lobotomi cair. Tapi lama kelamaan saya menyukainya," ujar Michael Pareles, manajer Federasi Ekspor Daging AS di Beijing.
Torsten Stocker, ketua praktik konsumen Greater China pada Monitor Group di Hong Kong, merasa skeptis dengan prospek ekspansi luar negeri.
Ia menyarankan agar minuman keras tersebut lebih baik didistribusikan di komunitas China di luar negeri yang jumlahnya semakin meningkat, yang sekarang bergantung pada toko-toko bebas pajak di bandar udara untuk persediaan.
Kandungan alkohol yang tinggi dalam baijiu membuatnya sulit dijual di bar-bar Barat dengan budaya minum dengan perut kosong. Aromanya yang seperti bensin dan rasa setelah dikonsumsi juga terlalu keras. Namun sejarah minuman beralkohol menunjukkan bahwa rasa seperti apa pun bisa dijual.
"Tequila memiliki rasa yang tidak biasa dibandingkan minuman-minuman beralkohol lain yang lebih populer," ujar Derek Sandhaus, konsultan industri dan penulis buku mengenai baijiu yang akan diterbitkan.
"Namun lewat pemasaran yang cerdas, pencampuran yang baik dan pengelolaan yang hebat, akhirnya tequila mendapat tempat di bar. Saya kira tidak ada alasan minuman beralkohol paling populer di dunia tidak dapat melakukan hal yang sama."
Penyesuaian
Namun penyesuaian sepertinya masih diperlukan.
Matt Trusch, mantan warga China, mendirikan perusahaan penyulingan bernama Byejoe USA yang mengimpor bahan baijiu dari China, kemudian menyaringnya kembali supaya lebih bisa diminum.
"Kami membuatnya lebih sesuai dengan lidahAmerika," ujarnya.
Tempat penyulingan Vinn Distilleries di Portland, negara bagian Oregon, didirikan oleh keluarga imigran China dari Vietnam, mereproduksi resep lama baijiu, dan presiden Vinn Michelle Ly memasarkannya, dengan volume yang sangat kecil, kepada konsumen-konsumen non-China.
Lucunya, ia mengatakan bahwa sekelompok investor telah mendekatinya dengan ide untuk mengekspor baijiu buatan AS itu kembali ke China, memasarkannya sebagai produk dengan kontrol kualitas tinggi, sebuah masalah yang dihadapi merek-merek baijiu domestik.
Ahli baijiu Sandhaus mengatakan cara terbaik untuk mengembangkan peminum-peminum di luar negeri adalah dengan mengikuti model sake Jepang dan memasarkan baijiu sebagai minuman beralkohol untuk dikonsumsi dengan makanan China. Namun ia menambahkan bahwa para produser jangan melakukannya dengan terburu-buru.
"Masih perlu waktu yang sangat lama sampai baijiu berhenti menjadi komoditas bernilai tinggi di China," ujarnya. (Reuters)