Panama menangguhkan hubungan diplomatiknya dengan Venezuela dan akan menarik personel diplomatiknya dari negara itu, hingga peninjauan penuh atas hasil pemilihan presiden pada Minggu dilakukan, kata Presiden Jose Raul Mulino pada Senin (29/7).
“Apa yang terjadi kemarin di Venezuela, adalah penundukan sistem demokrasi yang bebas, terbuka, dan transparan. Kita tidak bisa menutup mata terhadap upaya kudeta institusional terhadap keputusan kedaulatan rakyat Venezuela,” kata Mulino.
Mulino mengatakan penarikan personel diplomatik biasanya memakan waktu sekitar 72 jam, tetapi kementerian luar negeri akan memutuskan langkah yang tepat.
Presiden Argentina Javier Milei mengunggah video di TikTok pada Senin yang mengatakan bahwa “kecurangan yang telah dilakukan dan dilanggengkan oleh diktator Nicolas Maduro tidak lebih dan tidak kurang dari kemenangan yang sia-sia.”
BACA JUGA: KPU Venezuela Umumkan Maduro Sebagai Pemenang PilpresMenurut pernyataan bersama yang diterbitkan pada Senin, sembilan pemerintah Amerika Latin akan menyerukan pertemuan darurat dewan tetap Organisasi Negara-negara Amerika (OAS).
Pemerintah Argentina, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, Guatemala, Panama, Paraguay, Peru, dan Uruguay menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas pemilihan umum pada Minggu, menurut pernyataan tersebut.
Otoritas pemilihan nasional mengatakan tepat setelah tengah malam, bahwa Maduro telah memenangkan masa jabatan ketiga dengan 51 persen suara - hasil yang akan memperpanjang seperempat abad pemerintahan sosialis.
Namun jajak pendapat independen menunjukkan kemenangan besar oposisi setelah adanya dukungan yang besar untuk Edmundo Gonzalez dan pemimpin oposisi Maria Corina Machado di masa kampanye. [ns/lt]