Obama Desak Mubarak Laksanakan Reformasi

Presiden Obama menelepon Presiden Hosni Mubarak tak lama setelah Mubarak menyampaikan pidato di televisi, Jumat (28/1).

Presiden Obama mengatakan telah menelepon Presiden Mubarak agar mengambil langkah kongkrit untuk memenuhi reformasi.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ia telah berbicara dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak melalui telepon hari Jumat dan memintanya agar mengambil langkah kongkrit untuk memenuhi reformasi yang telah dijanjikannya kepada rakyat Mesir.

Ketika berbicara kepada wartawan di Gedung Putih Jumat malam, Obama mengatakan ia telah berbicara dengan penguasa Mesir yang berusia 82 tahun itu, tidak lama setelah Mubarak tampil di televisi nasional untuk pertama kalinya sejak demonstran turun ke jalan-jalan menuntut pengunduran dirinya.

Obama juga meminta kepada pemerintah Mesir agar jangan mengambil tindak kekerasan terhadap demonstrasi damai dan memulihkan pelayanan komunikasi dan internet yang telah diputuskan.

Dalam pidato televisi, Mubarak berjanji akan melaksanakan reformasi politik dan ekonomi. Ia juga memerintahkan Kabinetnya mengundurkan diri dan berjanji untuk mengangkat Kabinet baru hari Sabtu. Ia mengatakan protes beberapa hari ini adalah rencana untuk menggoyahkan Mesir.

Para demonstran membakar mobil dan gedung-gedung dalam protes di Kairo Jumat (28/1).

Gedung-gedung terus terbakar di Kairo dan tank-tank meronda jalan-jalan, yang mengakhiri hari yang penuh dengan kekerasan dan kekacauan di Mesir, sejak demonstrasi massa mulai hari Selasa.

Puluhan ribu demonstran tidak memperdulikan jam malam dan terus menuntut agar Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang sudah berlangsung 30 tahun itu. Para pejabat medis mengatakan paling sedikit 13 orang tewas dalam kerusuhan hari Jumat di Suez. Ada laporan bahwa lebih dari 100 orang telah cedera di seluruh negara itu.

Demonstran di Kairo mengelilingi beberapa kendaraan milik pasukan keamanan, dan di satu tempat mengguncang panser yang kosong sebelum membakarnya. Demonstran juga telah berusaha menyerbu gedung televisi negara.