Tokoh Oposisi Turki Tetap Laksanakan 'Jalan Kaki untuk Keadilan'

Tokoh utama oposisi Turki, Kemal Kilicdaroglu, melakukan jalan kaki untuk Keadilan dari Ankara, Jumat (16/6).

Tokoh utama oposisi Turki hari Minggu (18/6) berjanji akan tetap melaksanakan “jalan kaki untuk keadilan” dari Ankara ke Istanbul, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa ia menghadapi risiko tuntutan hukum untuk hal itu.

Ketua Partai Rakyat Republik, CHP, Kemal Kilicdaroglu menyerukan jalan kaki itu setelah mantan jurnalis yang menjadi legislator CHP Enis Berberoglu hari Rabu dijatuhi hukuman penjara 25 tahun karena membocorkan informasi rahasia kepada sebuah surat kabar.

Kilicdaroglu hari Minggu menyelesaikan hari keempat jalan kaki yang diperkirakan akan makan waktu hampir satu bulan itu dalam tantangan paling penting yang dilakukannya terhadap Erdogan sejak ia menjadi ketua partai tahun 2010.

Sehari sebelumnya Erdogan mengatakan bahwa tindakan Kilicdraroglu itu tidak ada manfaatnya untuk negara dan memperingatkan agar tokoh oposisi itu tidak terkejut jika proses penuntutan hukum dibuka.

“Mereka ingin memprovokasi kami tetapi kami tidak akan menyerah! Mereka mengancam akan melakukan proses hukum dan Erdogan telah mengisyaratkannya kepada para hakim dan jaksa,” kata ketua CHP itu.

“Kami berjalan kaki untuk keadilan, bukan menentang keadilan,” tambahnya sebagaimana dikutip selagi melakukan jalan kaki itu.

Kilicdaroglu, yang berumur 68 tahun, menggunakan kata “keadilan” sebagai slogan. Ia membawa sebatang tongkat dan selembar kertas bertuliskan kata “keadilan.”

Ia berencana berjalan kaki menempuh jarak 450 kilometer itu, yang akan berakhir di penjara Maltepe tempat Berberoglu ditahan.

Ketegangan politik telah meningkat di Turki setelah tanggal 16 April Erdogan menang tipis dalam referendum yang memberinya wewenang lebih besar, yang dikhawatirkan CHP akan menjurus pada sistem kekuasaan yang terpusat pada satu orang.

Kilicdaroglu menuduh Erdogan sebagai dalang kudeta 20 Juli karena tindakan keras yang diambilnya setelah terjadi upaya yang gagal untuk menggulingkannya tanggal 15 Juli.

Tanggal 20 Juli Erdogan memberlakukan undang-undang darurat yang telah membuat sekitar 50 ribu orang ditahan dan 100 ribu lainnya dipecat. Ini adalah pemecatan pegawai negeri dalam jumlah terbesar dalam sejarah Turki.

Kilicdaroglu mengundang Erdogan untuk agar barang semalam bergabung dengan iring-iringan jalan kaki itu, tetapi secara sarkastis ia memperingatkan bahwa tidak akan ada toilet berlapis emas yang disediakan untuk Erdogan.

Ketua CHP itu pernah menuduh bahwa Erdogan memiliki tempat duduk toilet berlapis emas di istananya, tuduhan yang dibantah oleh Erdogan.

Kilicdaroglu mengatakan, ia ingin memperingatkan kepada Erdogan bahwa untuk setiap Firaun pasti ada seorang Nabi Musa.

“Jangan lupa itu,” kata Kilicdaroglu merujuk pada Nabi yang memimpin keberangkatan bangsa Israel dari Mesir. [ds]