Aktivis Oposisi Sebut Pemilu Suriah sebagai Lelucon

Aktivis oposisi Suriah melakukan protes terhadap penindakan keras pemerintah terhadap pemberontakan oposisi (foto: dok).

Aktivis oposisi mengabaikan pemilu Suriah dengan menyebutnya sebagai lelucon karena berlangsung bersamaan dengan aksi penindakan keras terhadap pemberontakan oposisi.
Suriah sedang melakukan persiapan akhir bagi pemilihan legislatif hari Senin. Pihak berwenang memuji pemilu yang disebut sebagai reformasi penting, sedangkan para aktivis oposisi mengabaikannya dengan menyebutnya sebagai lelucon karena berlangsung bersamaan dengan aksi penindakan keras pemerintah terhadap pemberontakan oposisi.

Para pejabat pemilu Suriah menyatakan paling sedikit tujuh partai politik baru akan berpartisipasi dalam pemilihan 250 anggota parlemen. Selama puluhan tahun, parlemen didominasi partai Baath yang berkuasa yang dipimpin Presiden Suriah Bashar al-Assad. Konstitusi baru yang disetujui dalam referendum Februari lalu memungkinkan pembentukan partai-partai oposisi yang akan bersaing melawan Front Progresif Nasional yang dipimpin Baath.

Para anggota kelompok oposisi utama Suriah hari Minggu menyatakan pemilu itu tidak kredibel karena berlangsung pada waktu pasukan pemerintah membunuh rakyat dalam pemberontakan 14 bulan menentang pemerintah otokratis Assad. Karena sebagian besar faksi oposisi memboikot pemilu, mereka memperkirakan para legislator pro-pemerintah akan terus mendominasi parlemen.

Pemerintah Assad telah melakukan serangkaian reformasi sejak dimulai pemberontakan seraya melanjutkan penumpasan terhadap apa yang disebutnya teroris bersenjata yang didukung negara asing. Menjelang pemilu, televisi pemerintah Suriah memperlihatkan presiden berpartisipasi dalam upacara hari pahlawan bagi pasukan di wilayah pegunungan yang menghadap Damaskus.

Pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak terus melanjutkan serangan harian terhadap pihak lain meskipun perjanjian gencatan senjata yang didukung PBB mulai diberlakukan bulan lalu. Satu tim PBB yang dikerahkan di Suriah untuk memantau gencatan senjata hari Minggu mengatakan, jumlah pemantau bertambah menjadi 70 orang. Jumlah total 300 orang akan tercapai pada akhir Mei ini.