Otoritas Palestina mengumumkan rencana untuk menyelenggarakan pemilu presiden dan parlemen yang tertunda lama itu paling lambat pada bulan September tahun ini.
Yasser Abed Rabbo, pembantu Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan rencana itu hari Sabtu dalam sebuah pernyataan pada penutupan pertemuan panitia pelaksana Otoritas Palestina di Ramallah. Dia tidak menyebut tanggal tertentu tentang pemungutan suara itu.
Pernyataan itu mengatakan jajaran pemimpin Palestina menyerukan semua pihak “untuk mengenyampingkan perbedaan-perbedaan” dan memusatkan perhatian pada pemilu yang selambat-lambatnya berlangsung September.
Jajaran pemimpin Hamas, yang memerintah di Gaza, menolak seruan untuk memberikan suara dalam pemilu itu. Jurubicara Fawzi Barhum mengatakan hari Sabtu kelompok Islamis itu tidak akan berpartisipasi karena pemilu itu tidak sah.
Hamas sebelumnya telah mengatakan tidak akan ada pemilu sempai dua pemerintah itu rujuk.
Masa jabatan 4 tahun Presiden Abas berakhir tahun 2009 namun terus diperpanjang tanpa batas waktu.
Sementara itu, jururunding utama Palestina dalam perjanjian dengan Israel mengundurkan diri. Saeb Erekat mengajukan pengunduran dirinya sebagai akibat dari informasi yang bocor dalam sejumlah dokumen Wikileaks bulan lalu.