Pemerintah menilai penyelenggaraan World Superbike 2021 berjalan lancar. Ajang balap internasional ini diharapkan mampu menggenjot sektor pariwisata, khususnya di Nusa Tenggara Barat, Bali dan sekitarnya. Semua masih menunggu, apakah Superbike akan membawa dampak baik ke depan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, sempat menyinggung penyelenggaraan Superbike dalam temu media rutin, Senin (22/11) sore.
“Secara keseluruhan sirkuitnya sangat layak dan mendapatkan dua jempol dari para peserta. Kita mendapat beberapa catatan dari segi amenities, termasuk hotel. Dan yang kami besyukur sekali, adalah karena hotel semua penuh, suvenir semua habis terjual, banyak touring,” kata Sandi.
Beberapa klub motor memang khusus bertandang dari kota-kota di Jawa ke Lombok, seperti Perhimpunan Wisata Otomotif Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Syariah. Klub motor juga datang berombongan sesuai merk tunggangan mereka.
“ini menunjukkan antusiasme yang tinggi, sehinga ada peningkatan tingkat hunian kamar. Ada peningkatan penjualan produk craft. Desa wisata ini homestay-nya semua habis, terutama yang berada di sekitar sirkuit Mandalika,” tambah Sandi.
Data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB memang mencatat peningkatan drastis pemakaian kamar hotel. Di Lombok Tengah, sebagai kawasan paling dekat dengan sirkuit, kamar 100 persen terisi. Di wilayah yang lebih jauh, seperti Kota Mataram dan Lombok Barat, angkanya ada di 95 persen.
Pemerintah Janjikan Perbaikan
Sandi memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung pelaksanaan ajang balap Superbike. Pihaknya juga membentuk tim untuk melakukan evaluasi bersama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
“Kita akan mencatat, mengidentifikasi, apa temuan-temuan yang ada. Kita banyak masukan, baik dari para penonton maupun racer, dari tim. Dari hotel sampai sirkuit dan pelibatan ekonomi kreatif lokal,” lanjut Sandi.
Semua itu penting, karena Mandalika akan menjadi tuan rumah ajang balap motor terbesar, yaitu seri MotoGP pada Maret 2022. Ajang ini, kata Sandi, jauh lebih besar dari Superbike, dan hanya ada waktu enam bulan untuk mempersiapkannya.
Dalam pernyataan di Lombok pada Minggu (21/11), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku puas dengan penyelenggaraan ajang Superbike.
“Ini sirkuit standar kelas dunia, sudah high end-nya dunia. Jadi anak-anak muda patut bangga dengan itu. Kualitas sirkuit ini tentu ada sedikit perbaikan, dan tadi Pak Gubernur dan Pak Menhub sepakat akan segera diperbaiki, selesai Maret. Bulan Maret akan ada seri MotoGP, yang akan dibuat lebih bagus lagi,” kata Menko Luhut dalam pernyataan resmi Kementerian.
Seperti juga Sandi, Luhut juga memastikan Superbike 2021 memberi dampak signifikan bagi sektor perekonomian
“Pak Gubernur telah melaporkan bahwa di sini tidak ada satupun hotel dan homestay yang kosong, malah harganya naik tiga kali lipat. Sewa mobil juga naik, semua ekonomi menjadi hidup,” ujarnya.
Perlu Evaluasi Jelang MotoGP
Tentu saja, penyelenggaraan Superbike harus memiliki dampak jangka panjang, bukan hanya sesaat ketika diselenggarakan. Bagi NTB, Bali dan sekitarnya, momentum penting saat ini adalah mempersiapkan gelaran MotoGP Maret 2022 yang juga digelar di Mandalika.
Pengamat pariwisata Taufan Rahmadi menyebut penyelenggaraan MotoGP membutuhkan perencanaan lebih matang.
“Perlu dipersiapkan secara benar-benar, event plan road to MotoGP 2022. Tidak saja berbicara tentang konsep event-nya, tetapi juga berbicara tentang kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur penunjang terkait, seperti traffic management, keamanan, dan kenyamanan bagi wisatawan,” kata Taufan kepada VOA, Selasa (23/11).
Agar penyelenggaraan ajang balap internasional memberi dampak dalam jangka panjang bagi sektor pariwisata, menurut Taufan ada beberapa sisi yang membutuhkan evaluasi. Dari penyelengaraan Superbike 2021 yang baru selesai, kata Taufan, evaluasi pertama yang butuh perhatian adalah penyempurnaan infrastruktur di sirkuit Mandalika.
“Kedua, kesiapan dari kemar-kamar tambahan sebagai tindakan preventif, kalau kamar hotel yang saat ini sudah eksis, penuh. Solusinya adalah menggunakan homestay berbasis rumah masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA: PBB Sebut Proyek Mandalika Langgar HAMLangkah ketika, pemerintah dan sektor swasta juga bisa langsung tancap gas melakukan promosi. Bekal promosinya adalah kesuksesan Superbike, dan paket perjalanan yang bisa ditawarkan, selain menonton MotoGP, adalah paket wisata umum.
Pelaku wisata dan pemerintah juga harus mulai berpikir untuk mengembangkan atraksi-atraksi, yang diharapkan mampu membuat wisatawan lebih lama tinggal di Lombok.
Seluruh evaluasi itu, diharapkan dilakukan pemerintah. Selain, tentu saja, kata Taufan, penerapan kebijakan yang lebih mampu mempercepat pemulihan pariwisata nasional pasca Superbike.
“Karena wisatawan mancanegara membutuhkan kebijakan yang bisa berdampingan dengan COVID-19 dan memudahkan mereka ketika berwisata di negeri kita,” lanjut dia.
Sementara menunggu pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara, sektor ini harus fokus pada wisatawan domestik. Bali, kata Taufan, orientasi pemasarannya harus lebih berani untuk fokus ke dalam negeri.
Taufan menyebut, pemerintah harus fokus menuntaskan pengembangan ariwisata di lima destinasi superprioritas, seperti instruksi Jokowi.
“Berlakukan syarat wisman masuk ke Indonesia cukup dengan menunjukkan bukti sudah di vaksinasi lengkap. Karena ada rekomendasi organisasi pariwisata PBB, UNWTO untuk beradaptasi hidup berdampingan dengan COVID-19,” tambahnya.
Pengelolaan Dampak Berkelanjutan
Kepala Monitoring Center for Sustainable Tourism Observatory (MCSTO) Universitas Mataram, NTB, Akhmad Saufi Ph.D menyebut, Superbike sebagai langkah awal kebangkitan sektor pariwisata.
“Ini sebenarnya pemicu. Menurut hemat saya, ini bagian kecil daripada cita-cita pembangunan pariwisata ke depan, khususnya di NTB, umumnya di Indonesia,” kata Saufi ketika dihubungi VOA.
Dampak terbesar dari penyelenggaraan ajang internasional seperti Superbike, kata Saufi, adalah publikasi. Paling tidak, para penggemar olahraga otomotif mulai mendengar tentang Lombok, dan juga Indonesia.
“Setiap tahun, paling tidak akan ada siaran live. Akan ditayangkan tentang Lombok. Jadi, ini kemudian akan berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan dari banyak negara. Dengan asumsi, kondisi kondusif atau situasi bagus,” lanjutnya.
BACA JUGA: Menanti Strategi Pemulihan Sektor Pariwisata di Masa PandemiSaufi memberi contoh, jika sebelum ini wisatawan ke Lombok lebih banyak datang dari Australia dan Eropa, melalui Superbike, paling tidak nama Lombok juga sampai ke calon wisatawan di kawasan Amerika.
Di tingkat lokal sendiri, Saufi mengakui ajang Superbike turut meningkatkan gairah pemerintah daerah dan masyarakat, untuk berbenah di sektor pariwisata. Pemerintah misalnya, berani menelurkan berbagai kebijakan yang mendukung pariwisata baik itu melalui kementerian maupun daerah. Sementara masyarakat semakin sadar, bahwa pariwisata adalah bagian penting bagi ekonomi Lombok dan NTB.
“Lebih dari tiga dekade, pembangunan pariwisata d Lombok. Pada 10-20 tahun awal, saya melihat partisipasi masyarakat lokal sangat sedikit. Pariwisata seperti berjalan sendiri, pariwisata dan masyarakat itu seperti air dan minyak. Enggak nyambung,” kata Saufi.
Dalam sepuluh tahun terakhir, setelah Lombok memiliki bandara internasional pada 2011, kegairahan itu terlihat di bawah. Apalagi setelah Lombok dan Sumbawa memiliki rencana induk pengembangan pada 2014. Meski implementasinya belum seratus persen, langkah-langkah besar semacam itu selalu mendorong masyarakat untuk bergerak.
Tantangan ke depan untuk memaksimalkan dampak Superbike bagi Lombok dan NTB adalah komitmen semua pihak, terutama pemerintah dan masyarakat. Lombok harus dibangun dalam konsep kepariwisataan berkelanjutan.
Your browser doesn’t support HTML5
Yang paling dekat, kata Saufi, adalah memperbaiki institusi yang mengelola sirkuit Mandalika, dan membangun kawasan sekitarnya secara lebih baik. Gerakan ini bahkan harus sampai ke desa-desa di sekitar sirkuit, dengan basis kearifan lokal, agar manfaat promo yang sudah diperoleh lewat Superbike 2021, maksimal dikelola hingga ke ajang-ajang internasional selanjutnya.
Menjelang ajang MotoGP pada Maret 2022, Saufi yakin kebijakan pemerintah terkait kunjungan wisatawan asing akan adaftif. Dengan begitu, gelaran balap internasional itu akan bermanfaat maksimal bagi sektor pariwisata kawasan, mulai NTB, Bali hingga NTT. [ns/ab]