Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Tembus 514 Orang

Staf medis merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, China, 24 Februari 2020. (Foto: AFP)

Jumlah pasien yang terinfeksi virus corona kembali bertambah. Pada Minggu (22/3) dilaporkan 64 orang lagi yang dinyatakan positif terkena virus ini, sehingga total keseluruhan kasus corona di Indonesia adalah 514 orang.

Juru Bicara Penanganan Virus Corona dr. Achmad Yurianto kembali melaporkan adanya penambahan kasus virus corona. Sebanyak 64 orang dinyatakan positif terjangkit virus ini. Total keseluruhan pun menjadi 514 orang.

Dalam telekonferensi di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (22/3), Yuri juga melaporkan adanya pasien positif virus corona yang sembuh, yaitu sebanyak sembilan orang, sehingga total pasien yang sembuh sejauh ini adalah 29 orang.

Meski begitu, virus corona ini masih menelan korban jiwa. Yuri menjelaskan pada hari ini sebanyak 10 orang telah meninggal dunia. Hingga laporan ini disampaikan total pasien yang meninggal mencapai 48 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto (depan) dan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: VOA/Sasmito)

Sebaran kasus positif pun paling banyak masih ditemukan di DKI Jakarta dengan penambahan 40 kasus pada hari ini, dan total keseluruhan kasus corona di Jakarta menjadi 307 kasus. Sementara untuk daerah Jawa Timur dilaporkan ada penambahan kasus sebanyak 15 orang. Total kasusnya pun menjadi 41 kasus.

Lalu di Jawa Barat ada penambahan empat kasus, dengan total keseluruhan menjadi 59 kasus. Adapun pasien yang meninggal paling banyak terjadi di Jakarta, yaitu enam orang.

Dalam kesempatan ini, Yuri juga melaporkan bahwa alat rapid test telah tiba di tanah air setelah dijemput oleh pesawat Hercules dari China. Sebanyak 150 ribu test kit pun, kata Yuri, siap didistribusikan ke seluruh penjuru Indonesia. Tentunya, alat tersebut akan diberikan dan digunakan oleh orang yang memang beresiko tinggi terpapar virus COVID-19.

BACA JUGA: Polri Akan Tindak Tegas Orang yang Tak Patuhi Kebijakan Soal COVID-19

“Posisi terakhir yang kami terima adalah bahwa pesawat sedang transit di Pulau Natuna, untuk kemudian tidak berapa lama lagi akan melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Oleh karena itu dengan 150 ribu kit, maka kita akan sebarkan ke seluruh tanah air, sesuai dengan pengelompokan faktor resiko di masyarakat atas dasar kasus positif yang kita layani di RS," katanya.

"Ini yang menjadi acuan kita, dan tidak berapa lama lagi, kita juga akan mendapatkan jumlah yang lebih besar, sehingga target kita adalah 1 juta kit untuk memeriksa kelompok yang beresiko diantara masyarakat kita,” jelas Yuri.

Pemerintah, lanjut Yuri, telah menyiapkan rumah sakit darurat yang segera bisa dipakai. Hotel-hotel, baik milik BUMN maupun swasta -beserta wisma atlet di Kemayoran- akan digunakan sebagai ruang isolasi bagi pasien positif corona yang tidak terlalu parah. Hal ini dilakukan karena fasilitas rumah sakit yang ada saat ini hampir melebihi kapasitas tampung yang ada.

Wisma Atlet Kemayoran. (Foto: Courtesy/Kementerian PUPR via BNPB)

Yuri juga menekankan, nantinya yang akan di rawat di RS adalah benar-benar pasien positif virus corona yang keadaannya benar-benar sudah parah. Pasien positif corona namun tidak memiliki gejala, ataupun hanya memiliki gejala ringan, tidak perlu dirawat di RS, cukup dengan mengisolasi dirinya sendiri di rumah.

“Dua-duanya ini adalah prototype yang kita bangun di pusat, yang nanti juga akan dilaksanakan oleh Pemda, dalam rangka melaksanakan isolasi di RS. Sehingga hanya untuk kasus sedang, berat, dan komplikasi berat, ini sajalah yang kita kirim ke RS yang memiliki ruang dengan tekanan isolasi negatif, dengan peralatan yang negatif," kata Yuri.

"Ini penting karena kita harus selektif betul memanfaatkan kapasitas RS yang ada sehingga kita tidak kemudian secara tergesa-gesa, kita seluruhnya dimasukkan ke RS, nanti kalau sudah ada pasien yang kemudian memiliki tuntutan layanan kesehatan menengah ke berat, kita jadi kelabakan untuk menyiapkan,” lanjutnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Tembus 514 Orang

Tertular Corona, Sejumlah Dokter dan Perawat Meninggal

Yuri pun turut berbelasungkawa terkait meninggalnya tenaga kesehatan dalam upaya melawan pandemik global ini.

“Pemerintah menyatakan keprihatinan mendalam dan duka cita yang sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19," kata Yuri.

"Pemerintah bersedih untuk ini, dan kami menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Yakinlah kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat kita yang dicintai ini," jelasnya.

BACA JUGA: Jokowi Instruksikan Gelar Tes Cepat Corona Secara Massal

RS Darurat Penanganan Covid-19 Siap Beroperasi 23 Maret

Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Panglima TNI, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR dan Kepala BNPB, Minggu (23/3), memastikan RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran sudah bisa beroperasi Senin (23/3).

Dalam siaran persnya, Erick mengatakan Wisma Atlet Asian Games Kemayoran di Jakarta Utara, yang dalam empat hari terakhir “disulap” menjadi rumah sakit, merupakan hasil kerjasama berbagai pihak, termasuk swasta.

“BUMN akan mensuplai kebutuhan-kebutuhan RS Darurat Penanganan COVID-19 ini, baik peralatan kesehatan, obat-obatan, alat pelindung diri dan masker. Selain itu, untuk kebutuhan komunikasi, kami juga sudah menyiapkan jaringan telekomunikasi hingga 500 MB.” Jelas Erick.

Salah satu ruangan di Wisma Atlet Kemayoran yang digunakan untuk ruang isolasi pasien Covid-19. (Foto: Courtesy/Kementerian PUPR via BNPB)

Dijelaskan Erick, pada saat pelaksanaannya, RS Penanganan Darurat COVID-19 ini, akan dibagi dalam tiga zona, yaitu Tower 1 sebagai Zona Hijau, yang akan diisi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Tower 3 sebagai Zona Kuning, yang akan diisi oleh dokter, perawat dan petugas medis lainnya.

Tower 6-7 sebagai Zona Merah atau menjadi RS Darurat Penanganan COVID-19. Hanya mereka yang menggunakan APD lengkap yang bisa masuk ke zona ini selain pasien.

Dokter-dokter yang akan bekerja di sini adalah gabungan dokter dari berbagai instansi, dari Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, BUMN dan lain-lain. [gi/em]