Militer Israel melaporkan pertempuran hebat pada hari Selasa (1/10) di Lebanon selatan setelah pasukan daratnya melancarkan serangan terhadap militan Hizbullah dalam apa yang merupakan perluasan konflik terbaru di wilayah tersebut.
Militer menggambarkan tindakan lintas perbatasannya sebagai "operasi terbatas, terlokalisasi, dan terarah," dan mengatakan akan terus bertempur menuju tujuan yang mencakup "pemulihan keamanan di Israel utara."
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Hizbullah berencana untuk menyerang Israel. "Jika negara Lebanon dan dunia tidak dapat mengusir Hizbullah dari perbatasan kami, kami tidak punya pilihan selain melakukannya sendiri," kata Hagari dalam sebuah pernyataan video.
Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, UNIFIL, pada hari Selasa mengatakan bahwa Israel telah memberikan pemberitahuan tentang niatnya untuk melakukan serangan darat ke Lebanon, dan bahwa pasukan penjaga perdamaian UNIFIL tetap berada di posisi mereka.
"Setiap penyeberangan ke Lebanon merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan. "Kami mendesak semua pihak untuk mundur dari tindakan yang meningkatkan eskalasi tersebut, yang hanya akan menyebabkan lebih banyak kekerasan dan pertumpahan darah."
Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan bahwa kekerasan tersebut "meningkat ke tingkat yang berbahaya." "Siklus kekerasan ini tidak akan berakhir dengan baik - bagi siapa pun. Masih ada sedikit peluang bagi diplomasi untuk berhasil. Pertanyaannya sekarang adalah apakah peluang tersebut akan dimanfaatkan atau disia-siakan," kata Hennis-Plasschaert dalam sebuah pernyataan. [my/ab]