Pasukan Irak akan menunda serangan terhadap kota Fallujah yang dikuasai oleh pemberontak, karena kekhawatiran mengenai jatuhnya korban warga sipil.
Pasukan Irak akan menunda serangan terhadap kota Fallujah yang dikuasai oleh pemberontak, kata seorang pejabat hari Selasa (7/1), karena kekhawatiran mengenai jatuhnya korban warga sipil, sementara pertempuran dan serangan rudal di dekat Ramadi telah menewaskan 29 orang.
Bagian-bagian wilayah Ramadi - ibukota provinsi Anbar, sebelah barat Baghdad - dan seluruh kota Fallujah telah lepas dari kontrol pemerintah Irak sejak pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya pemberontak secara terbuka menguasai kota-kota besar sejak puncak pemberontakan setelah invasi yang dipimpin Amerika tahun 2003.
"Tidak mungkin untuk menyerang Fallujah sekarang" karena kekhawatiran akan korban sipil, menurut juru bicara kementerian pertahanan Staf Letnan Jenderal Mohammed al - Askari kepada kantor berita AFP.
Menyerang kota mayoritas Sunni juga akan sangat sensitif secara politis, karena akan meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi antara masyarakat minoritas Arab Sunni dan pemerintah yang dikuasai Syiah.
Ini juga akan menjadi ujian besar bagi pasukan keamanan Irak, yang belum pernah melakukan operasi besar tanpa dukungan pasukan Amerika.
Senin malam, pasukan keamanan dan suku-suku sekutunya berusaha merebut kembali Ramadi selatan dari para pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL) yang terkait al-Qaida, namun serangan itu gagal.
"Pasukan keamanan dan milisi kesukuan semalam berusaha memasuki daerah yang dikuasai ISIL di bagian selatan kota," kata seorang kapten polisi kepada kantor berita AFP.
"Bentrokan antara kedua pihak dimulai sekitar pukul 11 malam dan berlanjut sampai pukul 6 pagi, " katanya, dan ditambahkan "pasukan keamanan tidak berhasil memasuki wilayah tersebut dan ISIL masih memegang kendali."
Empat warga sipil tewas dan 14 luka-luka, kata Dr Ahmed Abdul Salam dari Rumah Sakit Ramadi, yang belum mengetahui berapa jumlah korban di pihak pasukan keamanan atau pemberontak.
Kemudiannya hari Selasa, serangan rudal di Ramadi menewaskan 25 pemberontak, kata Letnan Jenderal Askari.
Tiga ledakan besar terdengar di luar kota Fallujah Selasa pagi, kata seorang saksi mata, sementara tentara mengerahkan bala bantuan.
"Hari ini, tentara mengirim bala bantuan baru, termasuk tank dan kendaraan, ke sebuah daerah kira-kira 15 kilometer di timur Fallujah," kata kapten polisi kepada AFP.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki telah menghimbau penduduk agar mengusir pemberontak ISIL guna menghindari serangan militer.
Selagi kekerasan di Anbar memasuki pekan kedua, Pentagon mengatakan Amerika akan mempercepat pengiriman 100 rudal Hellfire, yang sebelumnya dijadwalkan baru akan dikirim ke Irak dalam beberapa bulan.
Bagian-bagian wilayah Ramadi - ibukota provinsi Anbar, sebelah barat Baghdad - dan seluruh kota Fallujah telah lepas dari kontrol pemerintah Irak sejak pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya pemberontak secara terbuka menguasai kota-kota besar sejak puncak pemberontakan setelah invasi yang dipimpin Amerika tahun 2003.
"Tidak mungkin untuk menyerang Fallujah sekarang" karena kekhawatiran akan korban sipil, menurut juru bicara kementerian pertahanan Staf Letnan Jenderal Mohammed al - Askari kepada kantor berita AFP.
Menyerang kota mayoritas Sunni juga akan sangat sensitif secara politis, karena akan meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi antara masyarakat minoritas Arab Sunni dan pemerintah yang dikuasai Syiah.
Ini juga akan menjadi ujian besar bagi pasukan keamanan Irak, yang belum pernah melakukan operasi besar tanpa dukungan pasukan Amerika.
Senin malam, pasukan keamanan dan suku-suku sekutunya berusaha merebut kembali Ramadi selatan dari para pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIL) yang terkait al-Qaida, namun serangan itu gagal.
"Pasukan keamanan dan milisi kesukuan semalam berusaha memasuki daerah yang dikuasai ISIL di bagian selatan kota," kata seorang kapten polisi kepada kantor berita AFP.
"Bentrokan antara kedua pihak dimulai sekitar pukul 11 malam dan berlanjut sampai pukul 6 pagi, " katanya, dan ditambahkan "pasukan keamanan tidak berhasil memasuki wilayah tersebut dan ISIL masih memegang kendali."
Empat warga sipil tewas dan 14 luka-luka, kata Dr Ahmed Abdul Salam dari Rumah Sakit Ramadi, yang belum mengetahui berapa jumlah korban di pihak pasukan keamanan atau pemberontak.
Kemudiannya hari Selasa, serangan rudal di Ramadi menewaskan 25 pemberontak, kata Letnan Jenderal Askari.
Tiga ledakan besar terdengar di luar kota Fallujah Selasa pagi, kata seorang saksi mata, sementara tentara mengerahkan bala bantuan.
"Hari ini, tentara mengirim bala bantuan baru, termasuk tank dan kendaraan, ke sebuah daerah kira-kira 15 kilometer di timur Fallujah," kata kapten polisi kepada AFP.
Perdana Menteri Nuri al-Maliki telah menghimbau penduduk agar mengusir pemberontak ISIL guna menghindari serangan militer.
Selagi kekerasan di Anbar memasuki pekan kedua, Pentagon mengatakan Amerika akan mempercepat pengiriman 100 rudal Hellfire, yang sebelumnya dijadwalkan baru akan dikirim ke Irak dalam beberapa bulan.