Pasukan Koalisi Saudi dan Yaman Rebut Beberapa Pelabuhan Strategis

  • Edward Yeranian

Pasukan Yaman yang didukung Saudi di kota pelabuhan, Aden, Yaman selatan (foto: dok).

Pasukan koalisi Saudi dan Yaman yang bertempur di bawah bendera Presiden Abdrabu Mansour Hadi telah merebut beberapa pelabuhan strategis di Pantai Laut Merah dalam beberapa pekan ini, dan menyatakan tekad akan merebut sasaran paling penting, Pelabuhan Hodeida, yang terletak 226 kilometer di sebelah barat ibukota, Sana’a.

Pertempuran di Yaman merupakan gabungan antara perebutan kekuasaan internal dan perebutan pengaruh antara Iran dan Arab Saudi atas jalur-jalur penting pelayaran di kawasan.

Media Yaman yang didukung Arab Saudi belum lama ini menyiarkan video yang menunjukkan pejuang milisi yang didukung Arab Saudi bersorak sorai setelah merebut bagian dari pelabuhan penting di Pantai Lauit Merah, al-Mukha. Pasukan koalisi Arab Saudi dan pasukan Yaman memerangi milisi Houthi yang menguasai ibukota, Sana’a, dan kota pelabuhan penting di Pantai Laut Merah, Hodeida, yang terletak 226 kolimeter di sebelah barat Sana’a.

Media pro-Houthi media menayangkan video yang menunjukkan warga Yaman yang bertempur di bawah bendera Houthi meneriakkan kata-kata bahwa mereka akan bertempur dengan gigih untuk mempertahankan pelabuhan Hodeida sampai titik darah pernghabisan. Seorang lelaki muda, mengenakan baju kaus sepakbola, mengatakan dengan penuh semangat bahwa ia rela mati demi membela negara.

Wakil gubernur Hodeida yang pro-Houthi berorasi di depan sekelompok kecil massa, menyampaikan retorika patriotik bahwa semua orang mendukung Houthi dan akan bertempur mati-matian untuk mempertahankan Hodeida. Beberapa perwira tentara tradisional Yaman, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdallah Saleh, juga tampil di depan kamera namun tampak tidak begitu bersemangat.

Seorang pejabat pro-Saudi mengemukakan bahwa pasukan yang setia kepada Presiden Hadi mendesak maju ke pelabuhan-pelabuhan di dekat Hodeida, tetapi milisi Houthi memasang ranjau darat dan berusaha menghentikan mereka.

Koalisi longgar Houthi yang terdiri dari sekutu-sekutu Syiah, termasuk Iran dan milisi Hezbollah di Lebanon, telah melancarkan perang dalam media dan di medan perempuran untuk membantu pihak Houthi dalam melawan musuh mereka, Arab Saudi, yang juga mereka hadapi secara tidak langsung di Suriah dan Irak.

Sheikh Hassan Nasrallah dari Lebanon, yang memimpin kelompok pro Iran, Hezbollah, dalam pidato belum lama ini mengklaim bahwa Arab Saudi selalu bertindak seolah-olah “Yaman adalah provinsinya” dan mengutip pemimpin revolusi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menyatakan bahwa Yaman akan “membenamkan muka keluarga kerajaan Saudi dalam lumpur.”

Juru bicara militer Arab Saudi Jenderal Ahmed Assiri belum lama ini menuduh Iran mendukung pasukan Houthi dalam konflik Yaman, yang mulai berkobar bulan Maret 2015, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih jauh. [ds]