PBB telah mengangkat seorang utusan khusus untuk Sudan dan Sudan Selatan guna membantu menengahi ketegangan yang masih ada antara kedua negara yang baru berpisah itu.
Sekjen Ban Ki-moon mengumumkan hari Jumat jabatan tersebut yang akan diisi oleh Haile Menkerios, yang sejak tahun lalu bertugas sebagai perwakilan PBB di Sudan.
Pernyataan itu mengatakan Menkerios mempunyai pengalaman luas dalam masalah-masalah Afrika. Ia sebelumnya pernah membantu merundingkan persetujuan antara pemerintah Rwanda dan Republik Demokrasi Kongo mengenai kelompok-kelompok pemberontak yang beroperasi di Republik Demokrasi Kongo, dan mewakili Sekjen di Republik Demokrasi Kongo dan negara lain di Afrika.
Sebelum bekerja pada PBB tahun 2002, Menkerios mewakili pemerintah Eritrea di Ethiopia dan Somalia, di Organisasi Persatuan Afrika, dan di PBB. Sudan Selatan memproklamasikan kemerdekaan tanggal 9 Juli, setelah referendum yang disepakati dalam persetujuan perdamaian tahun 2005, yang mengakhiri perang saudara utara-selatan selama 20 tahun.
Tetapi, beberapa masalah utama tetap tidak terselesaikan, termasuk nasib daerah Abyei yang kaya minyak, yang menjadi medan tempur yang menentukan pada masa perang itu.
Kedua pihak sekarang mengklaim daerah itu, dan pejabat tertinggi penjaga perdamaian PBB mengatakan kepada Dewan Keamanan hari Rabu keadaan tetap tegang. Tetapi, Alain Le Roy mengatakan Sudan dan Sudan Selatan tampaknya bertekad untuk menghindarkan peningkatan kekerasan.
Le Roy mengatakan PBB telah menempatkan 500 penjaga perdamaian di daerah itu hari Rabu dan sebelum hari Minggu, ia memperkirakan akan mengirim sampai 1.200 dari pasukan yang berkekuatan 4.200 itu.