Sekretaris Jenderal PBB mendesak Korea Utara agar mempertimbangkan kembali rencananya meluncurkan satelit dalam bulan April, sementara Amerika mengatakan peluncuran itu bisa mempengaruhi rencana pengiriman bantuan pangan ke negara miskin itu.
Korea Utara hari Jumat mengumumkan akan menggunakan roket jarak jauh untuk meluncurkan satelit, beberapa minggu setelah sepakat dengan Amerika akan menghentikan ujicoba misil jarak jauh sebagai imbalan 240 ribu ton bantuan pangan darurat.
Amerika, Rusia, Korea Selatan dan Jepang mengecam rencana peluncuran itu, dan mengatakan itu melanggar larangan PBB mengenai peluncuran menggunakan teknologi misil balistik. Kantor berita Reuters mengutip pernyataan kantor Sekretaris Jenderal PBB Ban ki-Moon yang menyatakan “sangat khawatir” terhadap rencana peluncuran Korea Utara.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland menilai rencana Korea Utara akan menyulitkan pelaksanaan kesepakatan bantuan karena menimbulkan pertanyaan apakah kata-kata Korea Utara bisa dipercaya. Menurutnya, Amerika akan harus mengandalkan pejabat-pejabat Korea Utara untuk memastikan makanan itu sampai kepada mereka yang berhak.
Nuland juga mengatakan penasehat khusus Amerika Glyn Davies telah berkomunikasi dengan masing-masing negara dari perundingan enam pihak mengenai program nuklir Korea Utara dan mendesak mereka agar menggunakan pengaruh mereka terhadap Korea Utara untuk meyakinkan pemerintah agar membatalkan peluncuran itu.