Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas kepada VOA Kamis malam (10/10) mengatakan, “Apapun motif dan alasannya, penyerangan terhadap Pak Wiranto tidak bisa dibenarkan. Semua tahu bahwa Pak Wiranto selaku Menkopolhukam RI merupakan pengemban amanah di bidang keamanan negara sehingga yang diserang adalah simbol negara. Hakikatnya yang diserang adalah keamanan negara dan masyarakat.”
Robikin Emhas menyerukan agar tidak ada yang mengaitkan aksi kekerasan itu dengan ajaran agama, khususnya Islam.
“Jangan ada yang mengaitkannya dengan Islam, karena Islam adalah agama damai, rahmat bagi alam semesta, rahmatan lil alamin,” ujarnya. “Bahkan tidak ada satu agama pun di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan.”
BACA JUGA: Presiden Jokowi Jenguk Wiranto di RSPAD, Ketua DPR Serukan PengusutanRobikin Emhas: Jangan Pilih Guru Ngaji dari Berapa Banyak Follower di Akun Media Sosial
Lebih jauh pimpinan organisasi massa terbesar di Indonesia itu mendorong masyarakat untuk mengambil pelajaran berharga dari insiden itu. “Hati-hati mencari referensi, mengambil guru. Jangan berguru pada media sosial dan kelompok eksklusif. Cari lembaga pendidikan yang sudah terbukti mengajarkan nilai-nilai agama yang moderat dan toleran. Jangan memilih guru hanya dengan melihat berapa banyak follower akun media sosialnya,” tegasnya.
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk di Bagian Perut
Menkopolhukam Wiranto baru saja tiba di alun-alun kecamatan Menes, kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, sekitar jam 11 siang, seusai meresmikan kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten di desa Sindanghayu.
Wajahnya berseri-seri ketika keluar dari mobil hitam bernomor polisi RI-16 dan disambut warga yang berjejal ingin bersalaman dan berfoto dengannya. Jarang-jarang ada pejabat tinggi datang ke Menes, karenanya tak heran jika sejak pagi warga sudah memadati kawasan sekitar alun-alun.
Wiranto, yang mengenakan batik berwarna hijau dan kupiah hitam, baru bersalaman dengan Kapolsek Menes Kompol Daryanto ketika tiba-tiba ia tersungkur ke tanah. Seorang laki-laki dan perempuan yang sebelumnya berdiri di belakang mobil Wiranto dan ikut maju seakan ingin bersalaman, menusuk perut bagian bawah. Daryanto dan seorang petugas keamanan lain yang mencoba melindungi Wiranto ikut terkena tikaman pisau.
Ketiganya segera dilarikan ke RSUD Pandeglang di Kaduhejo dan kemudian Jenderal berbintang empat itu diterbangkan dengan helikopter ke Jakarta untuk menjalani perawatan lanjutan di RSPAD Gatot Subroto.
Seusai menjenguk Wiranto di RSPAD, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa ia sudah memerintahkan aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku serangan dan mengajak warga masyarakat untuk bahu membahu memerangi radikalisme dan terorisme.
BACA JUGA: Menkopolhukam Wiranto Diserang di PandeglangHal senada disampaikan Ketua DPR Puan Maharani yang meminta masyarakat tidak berspekulasi tentang apa yang terjadi dan mempercayakan pengusutan kasus itu pada aparat kepolisian.
“Periksa pelakunya! Dalami apakah ia lone wolf, bergerak sendiri atau terkait jaringan teroris,” tegasnya.
Tersangka Penyerang Wiranto Terkait Jamaah Ansharut Daulah
Tersangka penyerang diidentifikasi sebagai Syahrial Alamsyah – alias Abu Rara – dan Fitria Diana. Keduanya telah ditangkap dan masih diinterogasi di Pandeglang.
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta menjelaskan bahwa Abu Rara terdeteksi sebagai bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah JAD, yang pimpinannya – Abu Zee – sudah lebih dulu ditangkap. Zee ditangkap 23 September lalu bersama delapan pelaku lainnya, termasuk satu orang di Jakarta Utara. (em)