Pejabat-Pejabat Tinggi Amerika Nilai Kini Dibutuhkan Tindakan terhadap Korea Utara

Dalam foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Korea Selatan, sebuah pesawat pembom Angkatan Udara AS B-1B (kiri), dan pesawat tempur F-15K milik Korea Selatan, sedang terbang melintas Semenanjung Korea, 30 Juli 2017.

Pejabat-pejabat senior Amerika hari Minggu (30/7) mengatakan waktu untuk membicarakan konsekuensi diplomatik terhadap uji coba rudal terbaru Korea Utara sudah berakhir, karena bahaya yang ditimbulkan Korea Utara terhadap perdamaian internasional sudah jelas bagi semua negara.

Pesawat-pesawat pembom Amerika hari Minggu terbang di atas Semenanjung Korea untuk menunjukkan kekuatan militer, dan Wakil Presiden Mike Pence mengatakan “semua opsi untuk menanggapi Korea Utara sudah dipaparkan secara terbuka”.

Korea Utara mengatakan uji coba terbaru rudal yang diyakini mampu mencapai daratan Amerika itu merupakan “peringatan keras” terhadap Amerika untuk tidak menambah sanksi-sanksi, tetapi Pence membantah hal itu dan menyatakan “hal itu tetap tidak dapat diterima.”

Duta Besar Amerika Untuk PBB Nikki Haley mengatakan PBB bahkan sudah tidak lagi menyerukan dilangsungkannya sidang darurat di Dewan Keamanan sebagaimana yang dilakukan ketika terjadi uji coba sebelumnya. Ini karena negara-negara Barat “sudah cukup bicara” tentang Korea Utara. Tiongkok, selaku pendukung dan sekutu utama Korea Utara, kini harus memutuskan apakah akan bertindak lebih langsung untuk mengendalikan Korea Utara, tambah Haley.

Pence sedang berada di Estonia – salah satu sekutu Amerika di NATO – ketika ditanya tentang situasi Korea Utara itu. “Era kesabaran strategis sudah berlalu,” ujar Pence dan menambahkan tekanan akan terus dilakukan hingga Korea Utara “meninggalkan secara permanen” program rudal balistik dan nuklirnya. (em)